21 - Misunderstanding

90 8 2
                                    

Three weeks later...

Murid-murid Harapan Kasih High School telah menyelesaikan Ujian Akhir Semester dua hari yang lalu; dan hari ini sekolah akan mengumumkan peringkat hasil ujian mereka di papan pengumuman.

Proses belajar-mengajar pun digantikan dengan pertandingan olahraga antar kelas; selain itu panitia Pesta Akhir Sekolah sibuk menata aula sekolah yang sering digunakan untuk pesta, dan beberapa murid yang ingin mengisi acara pun berlatih dengan memanfaatkan ruang musik dan ruang kelas.

Elena bersama beberapa teman panitia-nya pun bertugas untuk memasang dekorasi pesta yang telah di tentukan. Beberapa dari mereka pun bertanya-tanya tentang Cheryl, yang tidak menampakkan dirinya di ruangan ini.

"Di mana Cheryl? Aku tidak melihatnya sejak kita semua mulai bekerja."

"Aku terakhir melihatnya berada di lapangan basket untuk menonton pertandingan Edwin."

"Lihatlah gadis itu, ia yang menyuruh kita semua bekerja, sedangkan dirinya mengurus kepentingannya sendiri. Aku berharap, semoga ia menjadi korban Edwin---" Ucapannya terhenti karena temannya mendorong bahunya pelan.

"Tarik kembali ucapanmu! Kau tidak sadar jika Elena ada di sini?"

"O-oh, --aku minta maaf, Elena. Aku mohon, jangan melaporkan hal ini kepada Edwin."

"Tidak apa-apa, aku senang dengan perkataanmu. Kau berada di team yang sama denganku," jawab Elena dan tersenyum kecil. Ia pun mengambil lampion kecil di dekatnya. "Ayo kita pasang lampu ini di--"

"Teman-teman! Hasil ujian sudah diumumkan!!"

Teriakan seseroang dari pintu membuat semua murid-murid langsung meninggalkan pekerjaan mereka dan berlari menuju papan pengumuman.

Setelah sampai di papan pengumuman --tepatnya di bagian kelas XI IPA, Elena menyerngitkan dahinya ketika melihat murid-murid lebih heboh dari biasanya. Karena rasa penasaran yang tinggi, ia pun berusaha masuk ke dalam kerumunan untuk melihat lebih dekat kertas yang dipajang di sana.

Detik kemudian, matanya pun membulat sempurna melihat daftar peringkat ujian di hadapannya.

"Astaga, ini menakjubkan! Rafael si murid baru berhasil menduduki peringkat 2! Ia benar-benar mencetak sejarah!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Astaga, ini menakjubkan! Rafael si murid baru berhasil menduduki peringkat 2! Ia benar-benar mencetak sejarah!"

"Kau benar, dude! Ia berhasil merebut posisi Edward di ujian terakhir!"

Elena tidak menanggapi perkataan murid-murid di sekitarnya. Ia kembali mengingat perkataan ayahnya tentang Rafael mempunyai prestasi di sekolah sebelumnya. Hari ini, Rafael membuktikan kepada seluruh murid bahwa murid bermasalah sepertinya memiliki prestasi yang luar biasa.

Kemudian, seseorang menutup matanya dan menariknya menjauh dari papan pengumuman.

"Rafael, aku tahu itu kau." Elena pun menyingkirkan tangan Rafael dari wajahnya, lalu menatapnya dengan alis terangkat.

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang