23 - Lie?

69 12 6
                                    

ELENA'S POINT OF VIEW

Hari Minggu

<Elena's Outfit>

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


<Elena's Outfit>

"Selamat pagi, Elena."

"Hai, Bi Amel." Aku tersenyum kepada Bi Amel yang baru saja masuk dan membersihkan kamarku seperti biasa.

"Kau mau mau pergi?"

Aku mengangguk senang. "Kedua orang tua Rico mengundangku untuk pesta barbeque di rumah mereka."

"Bibi yakin, pasti kau sangat senang dan tidak sabar bertemu dengan mereka, bukan?"

Aku terkekeh. "Aku pernah bertemu dengan Ibunya di acara penerimaan rapor beberapa tahun yang lalu, namun aku tidak memiliki kesempatan untuk berbincang dengannya," ceritaku kepada Bi Amel. "Dan hari ini, aku akan mengunjungi mereka dengan status sebagai kekasih Rico."

Jujur, sejak Rico memberitahu kepadaku perihal undangan itu, aku menjadi gugup. Satu hal yang aku pikirkan saat ini adalah; 'apakah keluarganya akan menyukaiku dan menerimaku sebagai kekasih Rico'?

"Bibi pernah merasakan hal yang sama sepertimu, Elena. Namun aku yakin, keluarga Rico akan menerimamu dengan baik."

"Benarkah?" Aku menoleh kepada Bi Amel sambil tersenyum. "Bagaimana dengan Bibi? Apakah dulu---"

"El, aku ingin berbicara kepadamu."

Aku menoleh ke arah pintu, dan menatap kesal kepada Edwin yang berdiri di ambang pintu kamarku. "Aku tidak punya waktu---"

"Hanya lima menit, El," selanya cepat, lalu menoleh ke Bi Amel. "Bi, tolong tinggalkan kami berdua, dan bawakan cemilan untuk Cheryl di ruang tamu."

Cheryl?

"Baik, tuan," jawab Bi Amel, sebelum pergi meninggalkan kamarku.

"Wow, akhirnya kau berani mengajaknya datang ke Rumahku?"

Edwin mengusap wajahnya kasar. Aku melihatnya berusaha menahan emosinya agar tidak meledak di hadapanku.

"El, aku tahu kau masih membenciku. Namun, aku ingin meminta bantuanmu. Aku harap kau tidak keberatan."

"Katakanlah," jawabku, menatapnya malas.

"Bantu aku untuk mendapatkan maaf dari Auryn."

Aku menatapnya tidak percaya. "Kau pikir aku tukang pos yang menyampaikan pesan dari orang lain?"

"Kumohon... Hanya kau yang bisa membujuk Auryn untuk---."

"Bukankah kau memiliki beribu cara agar para gadis akan memaafkanmu dengan mudah?"

"Percuma saja, semua itu tidak mempan untuknya," jawabnya pasrah. "Auryn... Ia akan mengundurkan dirinya English club."

"What?!"

DandelionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang