09 | Ashilla Growled!

1.4K 979 1.2K
                                    

Biasakan vote dahulu sebelum membaca.

Ketika Alvian berjalan melewati Ashilla yang disusul oleh Arlen, Kevin dan Devan, gadis itu menunduk, berpikir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketika Alvian berjalan melewati Ashilla yang disusul oleh Arlen, Kevin dan Devan, gadis itu menunduk, berpikir.

Dua teman Alvian lain—Alvin dan Daniel yang muncul tiba-tiba dari koridor yang bersebelahan membuat Ashilla kaget.

Orang-orang disini selalu main sama temen mereka doang?

"Emm...," Ashilla ragu untuk mengatakannya, tapi-

"Alvian."

Sontak, langkah Alvian dan teman-temannya pun terhenti. Mereka berlima berbalik menghadap Ashilla, kecuali Alvian.

Sebenarnya disini yang namanya Alvian siapa, sih?

"Makasih, ya, yang kemar-" belum sempat Ashilla menyelesaikan ucapannya, Alvian langsung berjalan.

Alvian berjalan sambil mengernyitkan dahinya. Bingung.

"Maaf, ya, Shill, Alvian emang gitu orangnya," ucap Daniel tidak enak hati.

"I-iya nggak apa-apa."

"Yaudah sono!" usir Clara pada para laki-laki itu.

Tiba-tiba Ashilla merasakan sesuatu.

"Aduhh! Kalian duluan aja, ya, gue-eh aku kebelet nih, udah di ujung, bye!" Ashilla berlari mengarah ke toilet.

Ia berlari cepat memasuki bilik toilet yang kosong, setelah selesai melakukan panggilan alamnya, ia mendesah lega.

"Akhirnyaaaa," leganya.

Ketika Ashilla hendak membasuh muka dan tangannya, tiba-tiba ada seseorang yang keluar dari bilik toilet, berjalan ke wastafel dan membasuh mukanya.

"Lo ... Ashilla anak baru itu, kan?" tanya orang itu.

"Iya Kak, kenapa, ya?" Ashilla menatap orang itu yang masih menunduk membasuh muka-rasanya ia seperti melihat cewek ini.

"Masih ingat gue, nggak?" tanyanya sambil menghadap wajahnya ke arah Ashila.

Ashilla terkejut, ya ingatlah bego.

Ashilla memasang tampang muka seolah-olah terkejut. "Kak Sari?"

"Gue cuma mau bilang, nih, lo jangan terlalu deket sama Fateh dan Alvian, lo itu nggak sederajat sama kita-kita," ucap Sari sambil mengeringkan tangannya.

AlshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang