18 | Alfred Leonard

1K 502 1.4K
                                    

Biasakan vote dahulu sebelum membaca.

Setelah kejadian preman dua hari yang lalu, Ashilla memutuskan untuk tidak kembali ke sekolah dulu, guna untuk mengistirahatkan kakinya, ia juga sedikit takut untuk pulang sekolah sendirian lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah kejadian preman dua hari yang lalu, Ashilla memutuskan untuk tidak kembali ke sekolah dulu, guna untuk mengistirahatkan kakinya, ia juga sedikit takut untuk pulang sekolah sendirian lagi. Entahlah, yang pasti, ia juga khawatir bagaimana keadaan Alvian, semoga saja, ia tidak mendapat luka yang parah.

Hari ini, ia memutuskan untuk sekolah, ia tidak mau lagi mendengar ocehan Abangnya yang melarang inilah, itulah, ugh, Abangnya itu terlalu protektif padanya.

Cling, cling, cling!

Gadis itu sontak berhenti, meraba-raba tasnya, jantungnya berdebar-debar. Oh astaga! Gantungannya jatuh! Gadis itu panik, bagaimana tidak? Gantungan itu diberikan oleh seseorang yang sangat ia sayangi di masa lalu.

"Aduh ... mana, yaaa?" Ashilla menunduk—mencari-cari, akhirnya, ia menemukan gantungan itu, tak jauh dari tempatnya berdiri.

Ketika ia ingin berjalan mendekat, seseorang lebih dulu mengambil gantungan kunci itu.

"Punya kamu?"

Gadis itu menatap pemuda dihadapannya aneh, "iya, ini punya aku, makasih." Ashilla langsung merampas gantungan kunci itu.

"Oke—"

Jeda.

"—kamu anak baru?"

Ini orang kepo amat dah.

"Iya."

"Oh...," pemuda itu langsung berjalan meninggalkannya.

Tunggu—Ashilla merasa tidak asing dengan laki-laki itu, seperti pernah melihatnya, tetapi dimana? Wait, wait, perawakannya seperti orang yang diceritakan kemarin, oleh kedua temannya.

"Eh tunggu!"

Lelaki itu sontak berhenti, menoleh kebelakang, "ada apa?"

Ashilla sedikit berlari kecil menghampirinya, "kamu ... yang duduk di taman belakang kemarin, ya?" tanya Ashilla.

"Kamu lihat aku ditaman?"

Ashilla mengangguk, lalu mengulurkan tangannya. "Kenalin, aku Ashilla Gold—eh Ashilla." Astaga, hampir saja ia keceplosan.

Lelaki itu mengerutkan dahinya.

Astaga sokab bat gue, yaampun gue lupa lagi jadi fake nerd, kalau fake nerd itu diem aja, ya? Okedeh, mode kalem.

"O-oh Ashilla, kenalin aku Alfred Leonard, Ketua Osis di sekolah ini," balasnya sambil menjabat tangan Ashilla.

AlshiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang