17. Mengesalkan!!

4.2K 489 104
                                    

"Hiks. Hiks. Huuu! Katanya tuan Yuza belum nikah. Katanya juga ada yang bilang udah putus sama pacarnyaa. Huuu. Tapi kenapa nona tadi pelukan sambil bilang dia hamil anak tuan Yuzaa. Hiks. Hiks." Melati meraung pilu dengan kedua tangan yang menutup kuat wajah cantiknya. Melati menangis di pojokan kamar mandi. Kamar mandi pelayan disini sudah sekelas hotel bintang 3.

"Huuu. Huuu. Hiks. Hiks." Melati terisak menekan dadanya yang entah kenapa sakit. Harusnya dirinya tidak sedih, bukan?

"Hiks. Hiks. Hiks."

Melati terus menangis, membiarkan rasa kecewanya ia keluarkan. Entah kenapa rasanya sulit untuk Melati pendam. Mendengar kata hamil tadi, membuat segala khayalan Melati hancur.

"Hiks. Kenapa kamu nangis, sih, Melati? Haa? Tapi emang sediih. Hiks. Aaa!" Jerit Melati memukul lantai dengan frustasi. Menyebalkan sekali.

"Atau,.." Melati bergumam ditengah kesendirian dirinya ini. Matanya melayang menatap setiap sudut kamar mandi yang begitu cerah bersih sempurna ini.

"Atau,.. atau ini yang namanya cinta?" Ucap Melati sontak melotot mendengar ucapannya sendiri. Satu tangannya naik perlahan tuk menutup mulut.

"Aku? Aku cinta sama tuan Yuza? Tapi, kan, tuan Yuza itu majikan aku. Tuan Yuza juga orang kaya. Aku, kan, orang miskin, cuman pembantu," ucap Melati mulai menyandarkan kepalanya pada dinding.

Melati membeku sendirian. Mata indahnya membulat dengan sisa airmata yang jelas terlihat.  Bibirnya lalu mengatup seiring dirinya tersadar. Tanpa sadar Melati kesulitan  menelam ludahnya. Benarkah ini adalah sebuah rasa cinta?

"Udah, ah! Hiks. Ngapain mikirin kayak gini. Kamu tu harus kerja, Mel! Kamu harus banyak duit! Biar bisa nyekolahin Adit, bikin Adit jadi orang pinter berpendidikan!" Ucap Melati melotot tegas menceramahi dirinya sendiri. Akan membuat dirinya gila jika dirinya tidak bangkit-bangkit. Ini harus segera ia hentikan.

"Mendingan ngelayanin orang-orang yang butuh bantuan. Daripada pusing!" Ucap Melati berdiri sigap menegapkan bahunya. Dengan lembut Melati menepuk sebagian pakaiannya yang kusut.

"Hiks. Hiks. Semangaat!" Isak Melati, cemberut menatap cermin yang memperlihatkan penampilan kacaunya ini.

"Yuk!"

[MELATI'S LOVE STORY]

Malam hari..

Melati sibuk mencuri pandang pada halaman belakang nan luas layak halaman belakang sebuah kerajaan ini. Melati sekarang mendapat tugas untuk merapihkan bekas acara yang digelar berjam-jam di hari in. Suasana begitu hening, seluruh nyonya dan tuan sudah kembali masuk kedalam rumah.

"Mel! Bapak mau pulang. Hah? Mata lu kenape?" Ucap Sarip sontak melepas tas miliknya tuk menangkup wajah cantik sang anak.

"Woy! Mata lu nape? Mata cantik anaknya bapak Sarip kenapa? Aah? Lu nangis?"

"E-enggak, kok, Melati ga nangis!" Ucap Melati menyangkal segera. Kepalanya menggeleng, bibirnya mengerucut tipis.

"Bohong, lu! Ada yang jahatin lu? Ye, kan?"

Melati menggeleng kesekian kalinya, juga terus berusaha melepas tangkupan sang ayah di wajahnya. Tidak, dirinya tidak akan mengadu, ini memalukan. Bagaimana bisa dirinya jatuh cinta pada majikannya sendiri, yang bahkan kekayaan majikannya bisa membeli banyak pulau di dunia.

Melati's love story [TAMAT]Where stories live. Discover now