85. I LOVE YOU♡

3.3K 75 11
                                    

Enam bulan kemudian

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Enam bulan kemudian.

Di sejuknya pagi, dalam balutan daster oversize, wanita hamil besar melangkah lamban dengan kedua kaki yang harus dibuka lebih dibandingkan manusia normal lainnya. Ia melangkah di jogging track yang di sisi lapang tenis dan basket yang berdampingan. Satu tangannya membelai perut, satunya lagi mendarat di lekukan pinggul belakang.

Ukuran perut Melati terhitung normal meskipun besar sekali jikalau dibandingkan dengan ukuran tubuh. Itu membuatnya tak jarang sakit pinggang.

Di kejauhan sana Yuza berlari mengecek teras samping rumah ke kanan ke kiri. Tersirat kecemasan di wajah tampannya. Ia mencari seseorang.

"Astaga, Melati!" gumam Yuza memukul jidat. Istrinya yang sedang hamil besar tampak nyaman sekali melangkah mengelilingi lapang. Perut besar itu selalu membuatnya kuatir.

"Bundaa!" teriak Yuza melambaikan tangan agar istrinya berhenti melangkah.

"Daddyy! Bunaaa!"

"Juara, diem. Ssuut! Sini."

Juara mengangkat kedua tangan, siap untuk digendong oleh ayahnya. Penampilan mereka sama-sama bermuka bantal.

"Heii! Haha. Udah bangun dua orang gantengnya bundaa!" kejut Melati tersenyum begitu cerah.

"Ini, dibangunin ini." Yuza menghentak kecil tubuh anaknya yang ia gendong.

"Hahaha."

"Kamu udah mandi?" tanya Yuza menatap penampilan istrinya yang tak memakai pakaian semalam.

"Biasa, ASI tembus, mas. Basah banget."

"Bunaa... nen."

"Apaa?" pekik Melati berlagak tak percaya.

"Turun dulu. Daddy mau temenin bunda." Yuza menurunkan anaknya tanpa berkompromi. Ia segera merengkuh pinggang istrinya dari samping.

Melati sempat memekik kala tangannya dipaksa memeluk pinggang Yuza, bahkan ditahan disana. Sontak ia terkekeh kala dibantu melangkah.

Juara berlarian ke tengah lapangan basket. Ia menaiki kursi plastik, lalu membuka kunci lemari plastik sampai boleh basket bejatuhan semua.

"Heii! Ada becek ituu!"

"Udah, biarin." Yuza begitu sabar membimbing istrinya tuk melangkah.

"Ck! Cuci bajunya itu, lho, maas! Capeek!" cerca Melati seperti ibu-ibu.

"Emang duit aku kurang buat beli baju baru?"

"Ya bukan gituu. Aaah!"

Yuza terkekeh kala istrinya sudah menyerah berdebat. Istrinya kini menggerutu seperti bocah kecil.

Sesaat Yuza memerhatikan Juara yang asik bermain di tengah lapang. Bocah itu sangat suka dengan yang namanya basket. Yuza terkadang merasa dibawa kembali ke masa muda, dimana ia sempat menjadi atlet basket.

Melati's love story [TAMAT]Where stories live. Discover now