70. Tidak marah.🤗❤

951 120 5
                                    

Sebelumnya aku mau berterimakasih sama kalian yang masih setia baca, mau kasih vote, bahkan komen, dan yang lainnya. Aku bener bener ga nyangka bisa hampir menyelesaikan cerita Melati. Aku kira karya aku cuman bakal nyame Sara-Yuda doang. Huhu.😭.

Sedikit ceritaa,.. hehe. Awal mula aku termotivasi bikin cerita di wattpad itu ya karena mau bikin cerita duda sama cewek muda gituh. I don't know why. Wkwk. Ada sih alesan. Hehe. Soalnya menurutku,.. jarang ada wanita yang bisa tulus menyayangi anak tirinya, apalagi sayang dengan takaran yang sama seperti pada anaknya sendiri. Yang tulus ada, pasti ada, bahkan mungkin sangat banyak, tapii,.. tidak semua. Bisa aja memang ga jahat, ga benci, tapi memang ga sayang aja. You know what i mean kan gengs🥺. Tapi juga, karena cerita si duda buatanku ituu, aku jadi lebih menghargai seorang ibu tiri. Jadi ibu tiri itu ga gampang. Kalo di cerita Melati, aku cukup highlight tentang gimana efek dari kelakuan Sarip, terus ada anak, dan jadilah Melati menjadi korban.

[MELATI'S LOVE STORY]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

[MELATI'S LOVE STORY]

Hari berubah malam. Di dalam kamar bernuansa serba anak kecil ini terdapat kerangka helikopter dengan kerangka jendela dan pintu yang naik ke atas. Empat kaki dari ranjang itu ada di bawah tubuh helikopter. Panjang kasur yang diberi tutup kerangka helikopter itu satu meter, dan lebarnya tujuh puluh senti. Saat bayi atau batita tidur disana dan pintu kerangka helikopternya ditutup, pasti bayi atau batita itu akan sangat aman di sana. Ekor dari kerangka helikoper itu tampak gagah.

Di sisi dinding sana ada sofa besar melingkar membentuk U. Di sana ada sosok perempuan muda yang duduk menyandar pada sofa, membiarkan kedua pahanya diinjak oleh anak kecil bernama Juara. Disampingnya ada sang ibu mertua yang tak berhenti mengusap penuh kasih sayang pada sosok Juara inu.

"Permisi, nyonya,.. pakaiannya udah ada. Udah bibi beli sesuai maunya nyonya," ucap pelayan cukup muda memasuki kamar dengan dua tangan membawa tas belanja super besar yang mengembung.

"Inyiih,.. anciik!"

"Bukan ancik. Tapi,.. cantik. Hehe. Ayo coba bicara kayak bunda. Caaan-tiik." Melati tersenyum gemas kala Juara mengguncang rambutnya di dua sisi wajah.

"Caan? Tiiik,.. begituu."

"Engak! Engak auu!" Tolak Juara menggeleng angkuh, bahkan membuang muka. Dirinya masih menginjak dua paha Melati yang tertutup celana training besar.

"Aahaha! Lucunyaa! Ya ampuun!" Tawa Sara begitu renyah dan puas. Ia sampai menunduk kala mencubit lembut pada pipi itu.

"Kata omah gemoy! Gemoy katanya, gemooy!" Geram manis Melati mengguncang dekapannya pada sisi tubuh atas Juara hingga dua tangan Juara bergerak menepis karenanya.

Melati's love story [TAMAT]Where stories live. Discover now