7. Yuza//Melati.

7K 791 142
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


[MELATI'S LOVE STORY]

"Kamu mau beli apa, Melati? Saya anter." Yuza berjalan melipat tangannya seiring ia melangkah. Yuza berjalan lebih depan dari Melati yang menciut trauma.

Melati berjalan gontai dibelakang Yuza. Dipeluknya tas kulit berwarna pink susu muda yang berbentuk hello kitty itu. Melati begitu lesu tak bergairah, matanya hampir bengkak dengan tatapan yang lemas.

"Enggak usah, tuan. Melati mau ke satpam aja, minta tolong cari jalan keluar dari mall." Melati menggeleng lesu seiring ia menguntit langkah kaki Yuza. Ia jadikan ransel pemberian Yuza sebagai tempat menyandar, layak boneka.

"What? Wait,.. kamu ga tahu jalan keluar? Ha?" Ucap Yuza melotot memutar bola mata seiring ia berpikir keras. Tubuhnya memutar perlahan.

"Ah? I-iya, tuan. Melati, kan, cuman pernah ke mall tiga kali. Itu juga cuman ke lantai satu dan ga ke banyak tempat." Melati mulai menengadah menatap Yuza dengan hati-hati. Sebisa mungkin Melati tidak memasang wajah menyedihkan.

"Masa? You sure?"

"Tuan Yuza bicara apa?" Ucap Melati menelisik wajah tampan Yuza. Kepalanya bergerak ke kanan ke kiri tuk memastikan. Melati tidak paham ucapan Yuza yang begitu cepat ala orang barat asli.

"No! Enggak. Mending sekarang kita beli eskrim. Kamu suka eskrim?" Ucap Yuza menyipit menelisik. Biasanya anak seusia Melati sangat menyukai eskrim. Harusnya Melati mau.

"Enggak. Melati ga suka."

Yuza yang mendengarnya sontak melongo, bibirnya membuka kecil, kepalanya mendekat menelisik.

Melati menggeleng lama tuk menghindari tatapan Yuza. Kepalanya semakin menunduk tuk membuat tatapan Mereka berakhir.

"Bohong itu dosa, Melati. Seriusan kamu ga suka eskrim?" Ujar Yuza mulai melipat kembali tangannya layak seorang kakak kelas jahat. Melati malah terus membuang muka.

"Maaf, tuan. Iya, Melati bohong. Melati ga punya uang buat beli eskrim, uangnya buat ongkos angkot." Melati menatap nanar penuh penyesalan. Jari-jari tangannya mencengkeram tak bisa diam pada ransel kulit yang ada di setia ia peluk erat.

"Ikut saya! Saya anterin pulangnya, ga usah bayar angkot!"

"T-tuan Yuza?!" Ucap Melati syok melihat Yuza yang berbalik badan dan berjalan meninggalkan dirinya. Jelas Melati takut sendirian.

"Tuan Yuz-."

Yuza yang mendengarnya dengan sengaja memutar kepala dan menajamkan tatapan matanya sebagai tanda perintah agar Melati ikut kemana dirinya pergi.

Melati's love story [TAMAT]Where stories live. Discover now