Prolog

3K 141 43
                                    

Kata orang, usia dua puluh dua tahun adalah fase awal dari quarter life crisis. Di usia ini kamu dituntut untuk menjadi dewasa dan mulai menentukan arah tujuan hidup. Ada yang masih bergumul dengan skripsi, ada pula yang masih jatuh-bangun melamar kerja. Ada yang mulai meniti karir, namun ada pula yang justru jenuh dengan karirnya saat ini.

Jika deskripsi diatas dihubungkan dengan kisah pemeran utama pada cerita kali ini, maka Alana adalah salah satu dari sekian individu yang tergabung dalam jajaran kategori kelompok pertama, gadis umur dua puluh dua tahun yang sedang berjuang untuk lulus kuliah.

Bermula dari kesalahannya saat mendaftar mata kuliah Tugas Akhir, Alana yang kala itu baru selesai maraton anime tiba-tiba dikejutkan dengan pengumuman pembukaan pendaftaran dosen pembimbing prodi Industri yang hanya sisa dua jam lagi. Di tengah kondisi hectic itu lah ia tak sengaja memilih dosen pembimbing yang paling dihindari seluruh mahasiswa jurusannya. Sebut saja nama bapak itu adalah Pak Bambang.

Bagi Alana, Pak Bambang adalah definisi dari gaek manyeso, yang merupakan kutipan dalam bahasa minang. Jika di terjemahkan kira-kira artinya: orang tua yang gemar 'menyiksa' orang lain.

Berkat Pak Bambang, Alana harus mengulang mata kuliah tugas akhir sampai dua kali. Dan Alana tidak mungkin mengajukan permohonan pindah bimbingan, karena ia tahu persis, jika tak menjadi pembimbing, maka Pak Bambang pasti akan menjadi dosen pengujinya saat sidang nanti.

Bisa dibayangkan bagaimana kejamnya beliau kelak saat 'membantai mantan mahasiswa bimbingannya' kalau sampai itu terjadi. Demi ubur-ubur bikini bottom, Alana lebih baik resign jadi manusia sekalian daripada harus berhadapan dengan situasi itu.

Lalu sudahlah sial dalam urusan memilih dosen pembimbing, Alana masih harus dihadapkan dengan rekan sesama bimbingan yang jauh lebih manyeso. Hanandipta Gevariel, namanya. Kalau Alana lebih suka memanggilnya titisan jenglot.

Bukan. Hanan bukannya mirip jenglot atau pun punya kemampuan melihat hantu. Melainkan karena sifat tak berperikemanusiaannya, Alana kerap kali dibuat kesal. Contoh saja sekilas kejadian berikut,

"Nan, Pak Bambang nyuruh kita ke Indofood, ngeliat proses mixing conveyor."

"Lo aja. Gue udah pergi kemaren."

"TANPA GUE???"

Kemudian Hanan hanya akan membalas dengan bahu terangkat beserta tatapan datar. Ingin rasanya Alana meneriakkan kata 'CAMARADERIE' di telinga Hanan agar dia tahu diri.

Camaraderie is what kept the coworkers on good terms during a challenging work assignment.

Meski seiring berjalannya waktu, Alana tak menduga ia benar-benar menemukan arti camaraderie pada Hanan. Camaraderie yang berkamuflase dalam lakon romansa.

Alana juga masih beruntung karena memiliki Abian—abang satu-satunya—dan Daniel—sahabat sehidup sematinya—serta rumah Arumdalu. Arumdalu adalah sebuah kontrakan berisi lima orang gadis, termasuk dirinya. Tempat ini mampu membuat Alana lupa akan rasa kesepian khas anak rantauan.

Hidup memang tidak selalu berjalan baik, tetapi Alana percaya semua pasti akan berakhir baik-baik saja. Seperti penggalan di lirik lagu 22 milik Taylor Swift,

I don't know about you
But I'm feeling 22
Everything will be alright.

Ini adalah kisah Alana. Bagaimana lika-likunya dalam menyelesaikan skripsi di tengah konflik sosial-internal yang menghampiri.

 Bagaimana lika-likunya dalam menyelesaikan skripsi di tengah konflik sosial-internal yang menghampiri

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[✔️] Playlist : CamaraderieWhere stories live. Discover now