BAB 92

6.6K 1.3K 92
                                    

Giacomo Pucinni tidak pernah menyelesaikan aria terakhir dari opera Turandot.

Tapi Pucinni memiliki catatan yang ditulisnya mengenai akhir dari kisah Turandot yang ia inginkan, sebelum Franco Alfano menyelesaikan karya temannya. Alfano memberikan akhir kepada kisah Sang Putri Turandot dengan membuatnya jatuh cinta kepada Calaf—pangeran yang berhasil menjawab tiga teka-teki Turandot. Berbeda dengan Pucinni, ia menginginkan akhir menyamai Richard Wagner "Tristan dan Isolde". Pucinni menginginkan Turandot dan Calaf untuk memiliki lebih daripada perasaan menginginkan, sama dengan Tristan dan Isolde yang mempunyai hubungan kompleks. Wagner memberikan perasaan lebih dari sekedar gairah dan hasrat kepada Tristan dan Isolde yang saling bermusuhan.

Mungkin Pucinni menginginkan Turandot dan Calaf untuk memiliki arti lebih.

Tiga babak utama opera Turandot dilewati dengan pergumulan diantara seorang putri raja yang tidak ingin dimiliki dengan pangeran pintar yang berhasil menjawab teka-teki sang putri. Bagaimana kalau keadaan berputar dan Calaf tidak bisa menjawab salah satu teka-teki sang putri? Tentu saja ia tidak akan begitu sombong karena ia akan mati di tangan Turandot. Apa yang membuat Calaf begitu percaya diri sampai ia memberikan teka-teki kepada Turandot? Siapa namaku? Calaf bertanya. Akan kuberikan satu hari kepadamu untuk mencari tahu siapa namaku.

Satu hari yang membuat Calaf terlihat sangat egois dan sombong.

Orang-orang terdekatnya berkoban untuk Calaf dan ia tidak ingin mendengarkan siapapun. Ia hanya menginginkan Turandot. Sang Putri melakukan segala macam cara untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan Calaf yang sangat sederhana—siapa namaku?

Jadi apa alasan Calaf begitu mencintai Turandot? Apa karena teka-teki yang diberikan wanita itu atau karena wanita itu adalah orang pertama yang menantang di hidupnya?

Apa alasan Turandot jatuh cinta kepada Calaf? Apa karena teka-teki yang diberikan pria itu? Apa karena pria itu menjawab tiga teka-teki pertamanya?

Apa yang membuat mereka jatuh cinta?

"Menurutku mereka adalah dua orang yang sama-sama egois," ujar Leopold pagi itu. "Calaf dan Turandot. Calaf tidak memikirkan apapun selain mendapatkan Turandot—banyak orang mati di tangan Turandot karena sang putri ditantang oleh Calaf. Sementara Turandot, putri itu tidak ingin dimiliki, tapi karena teka-teki Calaf, ia merasa tertantang. Terkadang ego seseorang terlalu besar sampai dibutakan oleh kata 'cinta'."

Leopold tertawa dengan sinis, "Cinta—itu namamu, adalah kata-kata terakhir yang dinyanyikan oleh Turandot sebelum Nessum Dorma dinyanyikan dan Calaf memenangkan hati Turandot. Cinta? Aku tidak pernah mengerti kisah Turandot. Berbeda dengan Bhiantama yang menganggap cerita Turandot sebagai kisah cinta, aku menganggapnya sebagai kisah tragis egois diantara dua karakter utamanya. Why fight something you can't have?"

Leopold memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya, "I found you. Ghost."

___

Bhiantama memasukkan secarik kertas yang tertulis jawaban Turandot kepada Calaf—cinta, itu namamu—ke dalam amplop bertanda kerajaan Ttagiantabiantara dan menutupnya dengan cap sah Pangeran Mahkota Ttagiantabiantara.

Kali pertama ia mendengar kisah Turandot dan Calaf, ia jatuh cinta kepada dua karakter yang terlihat sangat menderita dan ingin dimengerti. Turandot bagi Bhiantama adalah putri raja yang takut tapi untuk kali pertama ketika Calaf menantangnya, pria itu adalah orang pertama yang menginginkannya. Siapa namaku, Turandot? Calaf menantang Turandot bukan karena ia yakin dirinya akan menang, tapi ia menanyakan teka-teki itu untuk menolong Turandot. Baginya, Calaf mengerti Turandot. Tiga pertanyaan yang ditanyakan Turandot dijawabnya dengan hati-hati karena semua jawabannya adalah untuk mengerti sang putri.

"Apa yang dilahirkan setiap malam dan mati saat fajar?" tanya sang putri.

Calaf menjawab dengan percaya diri, "Harapan."

Sang putri terkejut mendengar jawaban Calaf kepadanya. Turandot lalu menanyakan teka-teki kedua dengan congkak, sangat yakin kalau pria sombong dihadapannya akan gagal, "Apa yang menyala seperti api tapi bukan api?"

Calaf sekali lagi dengan percaya diri menjawab, "Darah."

Turandot menyipitkan matanya dan ia begitu terkejut karena sekali lagi pria sombong itu benar. Pertanyaan terakhir ditanyakan Turandot kepada pria itu dengan nada menantang, "Sesuatu yang dingin apa yang bisa menyalakan api?"

"Turandot," jawab Calaf. "Anda, jawabannya."

Calaf mencairkan hati es Turandot dan pertanyaan pria itu kepada sang putri selanjutnya bukan untuk menantang sang putri tapi untuk mengambil hati yang cair itu untuknya. Calaf mengerti Turandot.

Bhiantama menuliskan nama Leopold Agnibrata saudara kembarnya dan menatap sekali lagi surat yang ia akan kirimkan kepada ibunya.

Tidak banyak yang tahu kenapa Turandot sangat ketakutan untuk dimiliki.

Tidak banyak yang tahu kenapa Calaf rela mengorbankan banyak orang-orang terdekatnya untuk mendapatkan Turandot.

Tidak banyak yang tahu kalau mereka adalah pasangan yang hanya ingin dimengerti.

"Mama, aku mengerti," bisiknya.

___

Leopold dengan santai bersandar dan menatap wanita itu, "Berhentilah membuat adikku yang bodoh mencarimu. Berhenti menyamakan kisahmu dengan Turandot karena Calaf-mu terlalu naif untuk mengerti teka-teki ini."

...

...

"All'alba vincerr vincerincerr? Pada senja aku akan menang? Tidak ada senja di kisah ini," kata Leopold. "You're dead to me."

"What if he knows?"

"A ghost shall always remain dead."

___

Derek Romanov bertanya kepada Sergei sekali lagi, "Kemana anak-anakku?"

"Yang Mulia, Pangeran Bhiantama menggunakan pesawat pribadi kerajaan ke Ttagiantabiantara," jelas Sergei, "Sementara, Pangeran Leopold...." Sang raja menyipitkan matanya ketika mendengar jawaban Sergei.

"Leopold pergi kemana?"

"Firenze."

"Dan kenapa Pangeran Mahkota Romanov pergi ke Firenze?"

"Saya tidak tahu alasan beliau pergi, Yang Mulia," Sergei menunduk.

Derek mengerutkan dahinya. "Firenze?"

Sergei sekali lagi menunduk. "Nessun dorma! Nessun dorma! Tu pure, o, Principessa—tidak ada yang boleh tidur! Tidak ada yang boleh tidur! Termasuk engkau Putri. Apa mungkin Arviana masih hidup?"

"Siapkan pesawat pribadiku, Sergei."

"Ttagiantabiantara atau Firenze, Yang Mulia?" 

Let's Call the Whole Thing Off | Kanaka No. 3Where stories live. Discover now