Bab XL. Homeland

309 56 63
                                    

Waktu berlalu. Dua bulan terlewati. Hasil kerja keras murid-murid kelas empat Hadlewood akan dinilai untuk kelulusan. Para guru sudah tahu bagaimana kemampuan mereka dalam bertarung dan mereka layak mendapatkan ujian yang berbeda.

Leona menarik napas dalam-dalam. Ia tampak sangat gugup hari ini. Pertama, ia akan tampil menyanyi lagu daerah dalam kelas Indonesia lalu kelas Korea sepakat untuk menampilkan dance. Sementara itu, kelas Jepang akan menampilkan drama musikal tentang kisah romansa yang di dalamnya juga terdapat makhluk bernama tengu. Di sini, Kai akan berperan menjadi tengu dan Vinnie menjadi tokoh sampingan.

Kelas Inggris akan menampilkan drama tentang Kesatria Lancelot dan Amanda akan berperan menjadi Ratu Guinevere, pasangan dari Raja Arthur sedangkan Arie akan memerankan Raja Arthur. Lalu di kelas Perancis, Arie juga akan menampilkan drama lagi. Hanya saja, Arie tidak mengambil peran penting.

Dari kelas Amerika nanti, Tony dan Vinnie akan menyanyi berduet. Tentu saja mereka akan bergantian dengan teman-teman yang lain. Mereka akan menampilkan band-band yang membawakan lagu yang saat ini sedang trend.

Urutan pertama adalah kelas Tiongkok dan selanjutnya adalah Australia. Leona menarik napasnya berulang kali karena Indonesia mendapat urutan ketiga. Ia memandangi dirinya di cermin. Kini, ia sudah memakai kebaya dan menata rambutnya agar tidak mengganggu.

Amanda masuk ke ruang rias setelah mengganti pakaiannya dengan kebaya. Ia terkejut melihat Leona. "Wah, bagus banget! Kalau begini, kamu tambah cantik."

Leona menatap Amanda dan tersenyum. "Kebayamu juga bagus. Kalau begitu juga, kamu cantik."

"Aku ngerasa ini hampir sama kayak kalau Kartinian. Walau enggak pernah sekolah di Indonesia, aku pernah datang ke Indonesia di hari Kartini dan saudaraku di sana memakai kebaya saat sekolah. Kamu pernah?" tanya Amanda.

"Pernah. Aku enggak pernah lupa itu!" balas Leona sambil tersenyum mengingatnya. Ia, Linda, dan Tasya akan berjalan bersama saat di sekolah karena Leona malu kalau ia tampil dengan kondisi dirias.

"Hei, sudah semua?" tanya Tony, memasuki ruang rias.

Amanda dan Leona mengangguk. "Sudah. Aku tinggal betulin riasan sedikit," balas Amanda.

Tony menatap Leona dan kepala hingga ujung kaki. "Kamu yang sudah siap."

Leona menghela napas. "Ya. Kalau terlalu menor, mukaku jadi jelek."

"Ya sudah. Pakai mic-nya sana. Biar nanti langsung maju," kata Tony.

"Oke." Leona mengangguk.

Sepertinya kelas Tiongkok sudah selesai menampilkan pertunjukan seni mereka. Giliran kelas Australia di mana mereka akan menampilkan band sama seperti kelas Amerika.

Mic yang mereka pakai nanti akan menyala. Jadi ini bukan lipsync. Leona merasa ia akan menampilkan sesuatu yang besar. Belum ia juga akan menari saat kelas Korea tampil. Beruntung berkat bantuan penyihir yang ditawarkan Seo Byul sangat membantu. Mereka tidak perlu repot untuk mencari pakaian daerah yang akan mereka pakai. Mereka tinggal mengatakan pakaian seperti apa yang akan mereka kenakan dan para penyihir akan membuatnya.

Panggung yang dipasang di aula pun juga dengan bantuan para penyihir. Pencahayaan, tata letak, dekorasi, suara, bahkan kursi penonton diatur oleh penyihir. Murid-murid kelas empat hanya menyesuaikan apa yang akan mereka tampilkan.

Kelas Australia ternyata tidak berlangsung lama. Leona mendadak sangat gugup. Ia tidak tahu apa yang harus dilakukan jika ia demam panggung. Bahkan, ia pun sengaja tidak bertemu dengan Arie, Vinnie, maupun Kai sebelum pertunjukan. Ia terlalu gugup. Apalagi jika dengan Kai. Jujur saja, mereka tidak pernah menyinggung satu sama lain soal ciuman itu. Mereka hanya datang dan latihan bersama. Itu pun Kai juga tidak mau tampil menari.

Loctus : The Owner Of The Fire - [4]Where stories live. Discover now