Bab XIX. To Be An Achler

503 71 104
                                    

Klang!

Suara pedang beradu benar-benar nyaring dan berdesing cepat. Saat ini, Leona sedang mencoba melawan Vinnie di hadapan teman-teman mereka. Tentu saja bagi Leona, Vinnie merupakan musuh yang mustahil baginya.

"Ayo, Leona!"

"Ayo, Vinnie!"

Terdengar suara sorakan teman-teman mereka. Tony dan Arie juga ikut bersorak. Amanda ikut bertepuk tangan sementara Kai bersandar di pilar dengan tatapan datar memperhatikan pertandingan keduanya.

Pedang Vinnie nyaris menggores lengan Leona, membuat gadis itu mundur. Keduanya bertatapan, tanpa melepaskan pandangan masing-masing.

"Benar-benar sangat ketat!" Amanda menceletuk.

"Sepertinya dia bisa menyaingi Vinnie," kata Arie menambahkan.

Tony mengangguk. "Ya, hampir. Untuk ukuran kemampuannya, bisa dikatakan dia bisa menyaingi Vinnie."

Kai memperhatikan Leona yang masih bertarung. Ia mendengus kesal. Sialan! Andai malam itu bisa lebih cepat.

"Ada masalah?" tanya seseorang di sebelahnya.

Kai melirik. "Tidak."

Aiko mendengus. "Ayolah, kau memperhatikan Leona sejak tadi."

Lagi-lagi, Kai melirik dengan tajam. "Bukan urusanmu."

"Begitu, ya." Aiko menarik napas lalu menghelanya.

"Ngomong-ngomong, Seo Byul ke mana?" tanya Kai tiba-tiba.

Aiko menggaruk tengkuknya. "Sedang ada urusan di hadapan Vaniel."

"Kapan kembali?" tanya Kai lagi.

"Entahlah, kurasa masih lama." Aiko pun segera beranjak setelah berkata itu.

Kai menghela napas. Aku belum sempat berterima kasih.

Klang!

Suara pedang jatuh membuat Kai menoleh. Ia melihat pedang Leona jatuh dari genggamannya sementara Vinnie mengarahkan pedangnya tepat ke leher Leona.

"Jadi, bagaimana?" Vinnie tersenyum.

"Whoa!"

Semua bersorak dan bertepuk tangan untuk Vinnie. Ratu Pedang memang sulit untuk dikalahkan. Namun melihat kemampuan Leona tadi dalam melawan Vinnie, Leona berpotensi tinggi untuk mengalahkan Vinnie.

Leona tersenyum ke arah Vinnie, memberikan selamat. Ia mengambil pedangnya dan berjalan ke arah teman-temannya. Mereka semua turut senang pada Leona.

"Kemampuanmu nyaris menyamai Vinnie! Suatu saat, kau bisa menang," kata Arie.

"Ya, kalau kau bisa mengombinasikan dengan kemampuan bela dirimu, tingkat kemenanganmu lebih tinggi," jelas Tony.

Amanda memberikan handuk pada Leona. "Aku turut senang!"

Leona mengelap wajahnya yang berkeringat. "Terima kasih."

"Leona, nice one! Kau sudah hampir mengalahkanku saja!" Tiba-tiba, Vinnie merangkul Leona sambil menepuk lengannya. "Sedikit lagi dan kita seri."

"Benar," kata Kai tiba-tiba bergabung. "Kerja bagus."

"Terima kasih." Leona tersenyum.

Kai menunduk, diam-diam tersenyum tipis. Kemudian, Profesor Scherbert tiba-tiba masuk bersama Caroline dan Eno. Sudah saatnya latihan yang sebenarnya.

"Baiklah, kita mulai pelajaran hari ini!"

"Baik, Profesor!"

Caroline dan Eno langsung menghampiri keenam Lachlers. Mereka yang akan menjadi pembimbing para Lachlers bersama Seo Byul. Namun, Seo Byul tidak hadir untuk belakangan ini.

Loctus : The Owner Of The Fire - [4]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu