Extra Part

318 52 38
                                    

Musim panas 2018, London...

Suara alarm tiba-tiba membuat Amanda terbangun. Ia melirik jamnya, sudah menunjukkan pukul setengah delapan. Awalnya ia tidak percaya, setelah mengucek matanya, barulah ia sadar bahwa sekarang sudah pagi.

Astaga... Amanda mendengus lalu beranjak dengan malas. Ia pun menuju kamar mandi di kamarnya dan mencuci muka.

"Amanda!" panggil ibunya dari luar kamar.

"Ah! Iya, Bu!" Amanda bergegas keluar kamar dan ibunya sudah berdiri di depan pintu kamarnya berpakaian rapi. "Ibu mau ke mana?"

"Ibu ada urusan dengan teman Ibu. Ayah sedang menyelidiki kasus, jadi sudah berangkat tadi pagi buta.

"Oke, aku ada janji pergi main. Boleh, 'kan?" tanya Amanda.

Diana--yakni nama ibunya Amanda--mengangguk. "Oke, Sayang. Hati-hati, ya. Kau main dengan siapa?"

Amanda mendadak gugup lalu menunduk. "Ah, aku mau... mencari dia. Setelah itu aku mau bertemu dengan Emma dan Julien."

Diana tahu persis siapa dia--cinta pertama Amanda sendiri. Ia hanya tersenyum lalu mengangguk. "Baiklah, sarapan jangan lupa. Ibu berangkat dulu!"

"Oke." Amanda mengangguk senang. Ia pun langsung bersiap dan mandi, lalu turun ke dapur untuk membuat sarapan. Ia tidak tahu apa yang harus ia buat, tapi setidaknya masih ada roti dan selai kacang.

Amanda pun membuka kulkas dan terlihat beberapa lembar bacon dan juga telur ada di sana. Ia pun memutuskan untuk membuat telur mata sapi dan memasak bacon, lalu ia juga memanggang rotinya lalu mengoleskannya dengan selai.

Setelah itu, barulah ia sarapan. Ia melirik jam di dinding, sudah menunjukkan pukul delapan. Janji sebenarnya adalah pukul setengah sepuluh. Ia mengusap tangannya gugup. Benar-benar ia tidak sabar untuk mencari cinta pertamanya itu.

Setiap musim panas, ia selalu menghabiskan waktunya untuk mencari cinta pertamanya. Namun sejak hari di mana ia bermain bola saat masih kelas satu SD itu, ia tidak pernah bertemu dengannya lagi.


Amanda bersiap dengan baju yang ia kenakan dan memakai sepatu kets. Selanjutnya, ia pun segera menuju Hyde Park. Suasana taman yang ramai karena liburan musim panas tak membuatnya putus asa juga. Ia tahu tempat mereka bertemu adalah tempat yang tidak terlalu ramai.

***

Sebuah pohon besar yang tertutup semak itu adalah tempat di mana ia bertemu dengan cinta pertamanya. Ia pun duduk di bawah pohon sembari menunduk, memejamkan matanya sejenak.

"Awas!"

Seruan itu membuatnya membuka mata dan menoleh. Sebuah bola melayang tepat ke arahnya. Amanda langsung mengangkat kedua tangannya dan tepat waktu saat bola itu mendarat di tangannya. Ia mendengus, menatap bola itu kesal.

Memang pertemuan kami awalnya karena aku menolongnya mengambil bolanya lagi di pohon ini, bukan berarti aku harus terkena bola juga! Amanda menggeram kesal.

"Hah... maafkan aku. Aku tida--"

Amanda terkejut mendengarnya. Ucapan orang itu sendiri berhenti, seolah orang itu sama terkejutnya dengan Amanda. Mereka pun bertatapan satu sama lain dan terdiam.

"A-Amanda?"

"Arie..." Amanda kembali terdiam.

Arie tampak terengah-engah lalu mengernyit bingung. "Sedang apa kau di sini?"

Amanda gelagapan, mukanya merah seketika. "Ti-tidak! Aku hanya... sedang berjalan-jalan."

"Sendirian?" tanya Arie lagi, tampaknya tidak percaya dengan apa yang Amanda katakan.

Loctus : The Owner Of The Fire - [4]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang