Bab XXV. Hard Time

437 69 125
                                    

"Jaga dirimu baik-baik, Leona!"

"Benar! Kau tidak perlu buru-buru! Santai saja."

"Kami akan menunggumu!"

"Hati-hati, ya!"

Leona berpelukan dengan Amanda dan Vinnie di depan portal. Pagi ini, ia dan Henri ke portal diantar oleh kelima temannya. Arie dan Tony juga ikut berpelukan. Mereka juga tidak tampak ceria seperti biasanya.

Kai juga di sana diam. Ia satu-satunya yang tidak mengucapkan kalimat perpisahan sementara apapun. Namun begitu semuanya sudah selesai berbicara dengan Leona, ia maju.

"Tenang saja. Begitu selesai, kamu bisa kembali," ucap Kai lalu menepuk pundak Leona. "Sampaikan salamku pada ibumu dan juga ayahmu."

Leona mengangguk. "Terima kasih."

Sesaat, keduanya terdiam kembali, tidak berkata apapun. Kemudian, Kai mendekat dan langsung memeluk gadis itu sebelum gadis itu sempat membalasnya.

Enak saja yang lain bisa berpelukan... Kai menghela napas. "Hati-hati," bisiknya.

Leona mengangguk. "Oke."

Kai pun melepaskan pelukan dan menunjuk portal itu dengan dagunya. "Henri sudah menunggu."

Leona pun membalikkan tubuhnya dan berjalan menuju Henri. Kemudian, ia mengajak adiknya masuk bersama. Ia tidak bisa membalikkan badannya untuk teman-temannya lagi karena ia mungkin tidak bisa pergi.

Mereka memasuki portal dan tiba di halaman rumah mereka. Mereka sudah bilang pada ibu mereka bahwa mereka akan pulang. Rumah pun dalam keadaan menyala dan hadirlah sosok ibu mereka di ambang pintu.

"Leona! Henri!" Min Jo langsung menghambur kepada anak-anaknya dan memeluk mereka. "Aku senang bertemu kalian lagi!"

"Kami juga, Bu!" balas Leona sambil memeluk ibunya.

"Maaf kalian harus pulang seperti ini. Padahal tanggung sekali, ya!" kata Min Jo merasa bersalah.

"Sama sekali enggak masalah, Bu. Ujiannya sekitar tiga hari lagi. Kami juga sudah izin kepada kepala sekolah," jelas Henri.

"Oh, langsung boleh, ya?" tanya Min Jo.

"Iya! Tumben-tumbennya itu orang jadi baik. Biasanya dia kejam, Bu!" Henri menambahkan dengan berapi-api.

Leona tersenyum singkat mengingat bagaimana mereka meminta izin. Tanpa penjelasan panjang, beliau memperbolehkannya. Awalnya ia curiga, namun ternyata itu hanya dugaan. Greta memberikan mereka sebuket bunga tak lama sebagai tanda simpatinya.

Sebuket mawar merah muda yang kemudian mereka taruh di meja depan. Leona memandangi mawar-mawar itu, seolah mawar-mawar itu hidup. Namun ia tidak merasakan sesuatu yang jahat.

"Nanti kita berangkat agak siangan, ya. Habis kalian makan siang. Tapi enggak bisa lama-lama," kata Min Jo sambil pergi ke dapur dan menyiapkan dua gelas air putih untuk kedua anaknya. "Ibu mau masak dulu. Kalian istirahat saja."

Leona langsung pergi ke kamarnya dan merebahkan diri di ranjangnya. Ia mulai berpikir bahwa ada sesuatu yang salah sejak mendapat berita kecelakaan ini.

Drrtt!

Ponselnya bergetar. Dibukanya ponsel itu dan terlihat pesan masuk dari Kai. Ia segera bangun dan membukanya tanpa berpikir panjang.

"Sudah sampai?"

Leona pun membalas, "Sudah."

Kemudian, ia menghempaskan diri lagi. Ia tidak tahu harus apa sekarang. Matanya pun perlahan terpejam tak begitu lama setelah membalas pesan itu.

Loctus : The Owner Of The Fire - [4]Where stories live. Discover now