(11) Pulang

126 10 0
                                    

🌼🌼🌼

Syasya saat ini sedang berkutat didepan laptop, jemari lentiknya bergerak kesana kemari dengan lincah diatas keyboard. Syasya terlalu sibuk dengan pekerjaannya hingga mengabaikan perutnya yang mengeluarkan suara meminta untuk segera diisi makanan, namun syasya tetap mengabaikan suara kramat itu.

Jam sudah menunjukan pukul 19.20 sudah banyak perawat dan dokter yang datang di shift malam seharusnya syasya sudah boleh pulang, tapi karna ia kepala batu alies keras kepala.

Syasya tak peduli dengan apapun yang ia pikirkan sekarang adalah selesaikan dengan cepat maka ia bisa pulang dengan damai.

"Dr. Syasya sudah cukup lemburnya, mari segera pulang" ucap April padaku seraya membereskan berkas-berkasku yang berantakan tak tersusun.

"Hanya tinggal sedikit lagi pril, pulanglah terlebih dahulu" balasku menatapnya sebentar lalu pandanganku teralih kembali pada layar didepanku.

"Saya akan tetap disini dok, menemanimu hingga selesai" ucap April lalu duduk disofa yang tersedia.

Syasya tersenyum dengan tulus membalas ucapan april.

20menit berlalu.

"April saya sudah selesai mari kita pulang, saya akan mengantarkan mu sebagai tanda terimakasih" ajakku padanya

"Tak perlu repot-repot dok, tentu saja saya tidak akan menolak rezeki"

"Ada-ada saja kamu ini, sudah ayoo"

✿ ✿

"Nona sudah pulang!" pekik satpam yang menjaga rumah kediaman anastazie lantas berlari membukakan pintu gerbang.

"Terimakasih mang asep"

"Sama-sama non"

Syasya telah selesai memarkirakan mobilnya di bagasi lantas ia berjalan memasuki rumah keluarganya ini, menyapa para penghuni yang ia lewati. Langkahnya berhenti diruang keluarga, ternyata semua anggota keluarganya berkumpul disini.

"Cucu nenek sudah pulang! Kemarilah nak nenek merindukanmu" syasya tersenyum hangat dan menghampiri neneknya, mencium tangannya dan memberinya pelukan hangat.

"Syasya juga rindu nenek" ucapku masih memeluknya

"Iya nak, mengapa kamu jarang sekali pulang. Apakah pekerjaan mu itu lebih penting dari pada nenek!?" tanyanya padaku, sepertinya nenek sedikit marah padaku yang terlalu sibuk pada karier.

"Tentu saja syasya menyayangimu nek, dirimu lah yang lebih penting. Sungguh syasya tidak bermaksud seperti itu, maafkan syasya nek"

"Baiklah nenek memaafkan mu, sana pergi man-"

Kruyuuuukkk

"Aduhh perutku"

Hahahahahahahaha

Hahaha

Haha

Terdengar gelak tawa bahagia dalam ruangan ini lantas syasya melihat sekelilingnya ternyata mereka semua menertawakan ku. Apakah ini adalah hal yang lucuu? Aish tapi syasya maluu sekali ya allahhhhhhh.

Mereka tidak tau saja, bahwa ini semua terjadi karena syasya yang ingin menyelesaikan tugasnya yang menumpuk itu agar cepat terselesaikan dan ia bisa berangkat kerja di siang hari dan tentu saja ia bisa lebih lama lagi dengan keluarganya. Huft sepertinya perjuanganku tak dihargai.

"Mandi terus makan sayangg, mom masak makanan kesukaanmu"

"Dih malu-maluin ae bukan ade gue tuh" Syasya lantas menatap sinis abangnya yang ditatap hanya terkekeh pelan.

Syasya berlalu menaiki tangga menuju kamar kesayangannya, kamarnya masih terlihat sama tidak ada yang berubah dan posisinya yang masih sama ketika ia meninggalkan kamar ini dan memilih tuk tinggal sendiri di apartement. Mommy merawat kamarku dengan baik, bahkan tidak ia biarkan sedikitpun butiran debu itu hinggap dikamar nya yang serba berwarna ungu.

Kruyukkk

"Sabar yaa nak mami mandi dulu baru kasih kamu makan"

Bonus update nih 🥳
Vote n comment comment sayang ♡

Sweet DoctorWhere stories live. Discover now