29. BEGITU BERHARGA

Start from the beginning
                                    

Rain mendesis, "Baru gue gituin udah kepancing, kan, lo?"

Mencoba mengabaikan ucapan Rain, Jenaro mengembalikan fokusnya ke layar ponsel. Menampilkan pesan dari Jessica yang minta ditemani pergi ke minimarket sepulang sekolah nanti. Jenaro pun membalasnya sebelum melirikkan matanya ke arah jam tiga. Di mana sosok Oife tengah bercengkerama dengan kedua temannya yang salah satunya adalah sepupunya. Jena Aliska.

"Kenapa sih sepupu sendiri lo musuhin?" Itu suara Maxen. Maxen sebenarnya muak dengan drama murahan yang pastinya diperkeruh oleh Jenaro yang tidak ingin berbaikan. Galan berulang kali meminta maaf, Jenaro menolak keras. Entah apa mau cowok itu. Maxen pun heran.

Menoleh, sebelah alis Jenaro menukik, "Galan maksud lo?"

Maxen menghela napas, "Gak usah pura-pura tulalit. Raka kan juga sepupu lo, kampret!"

"Oh, gue gak ingat pula punya sepupu kayak mereka berdua. Orang yang lebih suka menebar fitnah dan suka membual gak pantes gue anggap anggota keluarga."

"Bener-bener kemakan cinta buta lo, ya. Payah dah sama bucin yang begonya gak ketolong lagi!" caci Maxen kemudian melahap sisa nasi gorengnya. Sedang bucin yang sesungguhnya sibuk bertukar pesan dengan sang pacar. Rainer tampak asik menatap ponsel seolah dunianya hanya seputar Hebi, Hebi dan Hebi.

"Dah lah lo bertiga gak usah banyak bacot. Urusin aja urusan masing-masing. Jangan buat gue murka dan ngehabisin lo pada di atas ring." Jenaro kesal yang dia lampiaskan dengan menyantap pesanannya berupa semangkuk bakso juga teh manis dingin.

Saguna menyambar, "Kasihan Oife, Ro."

"Abaikan hati nurani lo karena cewek kayak dia gak pantes lo kasihani."

"Gue bukan lo yang sama sekali gak punya hati."

Kalimat itu merupakan pukulan telak untuk Jenaro.

➖➖➖

Penyesalan terbesar Oife di mana dia tidak bisa tegas mengungkapkan bahwa dia enggan menerima Jenaro di dalam kehidupannya yang pahit ini. Semakin pahit dengan statusnya yang sekarang. Sebagai selingkuhan dari cowok yang sudah memiliki tunangan.

Menyesal pun tiada gunanya. Oife berusaha menjalankan garis takdir yang Tuhan tetapkan. Oife mengenal Jenaro saja sudah bikin kepalanya pusing tujuh keliling. Mana pernah dijebloskan ke RSJ. Hal yang tidak ingin Oife ingat, namun sialnya selalu terbayang-bayang.

Kejadian semalam, perihal luka di wajah Raka, Oife akan menemuinya setelah bel pelajaran terakhir. Oife ingin menebus kesalahan yang juga berasal darinya dengan mengajukan diri mengobati Raka.

Tapi, Oife bingung mencari cowok itu di sekolah seluas ini. Kelas berapa Raka pun Oife tidak tahu.

Oife mendesah berat, menghempaskan sisi kepalanya di atas meja sedangkan dua tangannya terjalin di bawah meja. Dengan tampang nelangsanya, Hebi dan Jena yang berada di depannya saling pandang.

"Masih mikirin perbuatan si bajingan itu?" tanya Hebi sesekali menyedot susu kotak yang tadi dibelikan Rainer.

"Gak!"

"Bohong lo!"

"Terserah lo mau percaya atau enggak! Gue mah bodo amat!"

Hebi mendengus, "Yaudah sih Mbak gak usah ngegas gitulah!"

"Lo kali yang ngegas! Lihat tuh urat di leher lo aja bisa gue hitung pake jari!"

JENARO Where stories live. Discover now