BAB 17 (Reuni?)

423 30 2
                                    

Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri.  Maaf jika ada nama, tempat, latar dll.

Yang gak tau cara menghargai usaha seseorang dan gak tau tata krama saat bertamu, gak usah baca cerita ini yah.  Makasih 😇

Follow IG: syhnbahy__

.
.
.

POV Devan Mahendra.

Setelah adu mulut antara bu Susi dan bu Yuni yang merupakan guru Wafa, tampak keduanya tak gentar dalam mengejarku.

Sekarang keadaanku sudah semakin membaik. Berkat perawatan yang dilakukan anak semata wayangkulah semua ini bisa terjadi. Tak lupa, dengan kehendak Yang Maha Khaliq semuanya pasti bisa terjadi.

Pagi ini aku kembali bekerja seperti biasa. Aku juga harus membayar hutangku pada Wafa. Tidak, tidak, bukan hutang berupa uang.

Katanya, selama aku sakit dia harus membayar sejumlah uang untuk ongkos ke sekolah. Makanya dia memintaku untuk mengantarnya ke sekolah tanpa penolakan sedikit pun.

Selesai mengantar Wafa, aku kembali bekerja di kantor. Sebagai kepala divisi pemasaran, aku dituntut untuk bisa mengawasi bawahanku.

"Bro, tau nggak kalau kita mau reunian SMA?" tanya Syahid.
Syahid ini emang teman semasa SMA-ku. Makanya kami akrabnya sudah seperti saudara. Bersama dengan Herman kami sama-sama melewati masa muda kami.

Beruntung Syahid tak mempunyai nasib buruk seperti kami. Ditinggal istri untuk selamanya. Aku karena cerai mati, sedangkan Herman karena cerai hidup.

"Iya, benar itu. Kamu mau datang apa enggak? Acaranya dua hari lagi, loh," timpal Herman.

"Lumayanlah buat kamu sama Herman. Siapa tau kalian bisa CLBK sama mantan-mantan kalian semasa SMA," tambah Syahid.

Enak saja pria ini berbicara. Perlu untuk diketahui, aku tak pernah pacaran selama masa SMA. Aku dididik tegas oleh almarhum ayahku dulu.

"Sembarangan kamu, Hid. Aku dulu nggak pernah pacaran. Nikah sama almarhumah istriku pun karena dijodohin sama orang tuaku dulu," protesku tak terima.

"Tau tuh, seorang Devan pacaran? Mustahil itu, Hid!" bela Herman padaku.

"Lah, terus maunya gimana? Jadi datang apa enggak? Acaranya sudah di depan mata," kata Syahid.

"Kalau aku, sih jadi datanglah. Kalau kamu, Dev? Jadi apa enggak, nih?" tanya Herman.

"Yowes kalau kalian juga datang, tapi kalau enggak yah, aku juga enggak," balasku.

Pasti kalian punya teman seperti ini 'kan? Mau datang ke suatu acara kalau salah satunya juga datang.

"Oke! Deal!" ucap Syahid dan Herman berbarengan.

Pagi itu kami bertiga sepakat untuk datang ke acara reunian SMA kami. Tinggal minta izin sama Wafa aja. Bisa nggak yah ninggalin Wafa lagi?

****

"Wa, nanti papa bakalan ada acara reunian SMA sama teman-teman Papa," ucapku saat makan malam.

"Reuni? SMA? Reuni SMA?"

"Iya, reuni SMA. Sama teman papa juga kok," balasku lagi.

"Temen Papa yang mana lagi?" tanyanya selidik.

"Ya temen Papa siapa lagi kalau bukan om Syahid sama om Herman," jawabku.

"Oh, om Syahida ... eh, om Syahid maksudnya. Om Herman juga ikut? Sekalian cari jodoh kali, Pa."

My Papa is Duda Keren (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now