BAB 8 (Papa Curiga)

771 34 1
                                    

Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri.  Maaf jika ada nama, tempat, latar dll.

Yang gak tau cara menghargai usaha seseorang dan gak tau tata krama saat bertamu, gak usah baca cerita ini yah.  Makasih 😇

Follow IG: syhnbahy__

.
.
.

POV Wafa Xeanna.

Menjelang azan magrib, Papa baru kembali ke rumah. Tentunya dengan beberapa makanan di tangannya.

"Assalamualaikum, Wa. Papa pulang," salam Papa dari arah luar.

"Wa'alaikum salam, Pa."

Mendapat jawaban dariku, Papa lanjut berjalan menuju dapur dan meletakkan makanan yang dibawa Papa.

"Makan, Wa."

"Iya."

Apa ini? Sesingkat ini Papa menyuruhku makan?

Dari pada menerima kemarahan yang lebih parah, mending aku makan sekarang saja.

Kami makan dalam keadaan yang hening dan sunyi. Tidak ada percakapan sedikit pun antara aku dan Papa.

"Kenapa?" tanya Papa yang melihatku terus menatapnya.

"Gak apa-apa," balasku singkat.

"Terus kenapa liat-liat?"

"Gak ada apa-apa. Justru itu, kalau Papa ada apa-apa cerita, dong," ucapku lagi.

"Cerita apa?"

"Apa aja. Soal pacar juga boleh."

"Pacar mulu, gak ada yang lain?"

"Gak ada, kecuali ...."

"Kecuali apa?"

"Kecuali Papa jujur."

"Jujur soal apa?"

"Soal pacar mungkin."

"Kamu! Dari tadi muter-muter terus pembahasannya. Lanjut makan tuh sendiri," balas Papa dengan nada kesalnya.

Papa kemudian berjalan meninggalkanku dengan dentuman sendok yang beradu dengan piring.

"Pa! Papa!" teriakku memanggil Papa.

"Gak! Papa gak mau cerita!"

"Papa! Dikit aja juga gak apa-apa!" lanjutku lagi.

Brak!

Suara bantingan pintu yang ditimbulkan Papa membuatku terkejut.

"Masa gitu aja ngambek," gumamku.

Aku memutuskan untuk kembali ke kamar setelah membersihkan piring-piring kotor. Kakiku melangkah setelah meletakkan tumpukan piring ke dalam bak cuci piring.

****

"Wawa! Wawa! Bangun!"

Argh!

Belakangan ini aku selalu berteman dengan frustasi. Kali ini, teriakan Papa kembali menggema di depan kamar.

"Allahu akbar! Allahu akbar!"

"Itu udah azan. Bangun! Cepet, Wa!" Kembali teriakan itu menggema.

"Iya, Pa."

Bergegas aku membuka pintu dan berlari mengambil wudu.

My Papa is Duda Keren (Sudah Terbit)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora