BAB 5 (Rapat Orang Tua/Duda dan Janda?)

872 40 2
                                    

Cerita ini hasil pemikiran nyata penulis sendiri.  Maaf jika ada nama, tempat, latar dll.

Yang gak tau cara menghargai usaha seseorang dan gak tau tata krama saat bertamu, gak usah baca cerita ini yah.  Makasih 😇

Follow IG: syhnbahy__

.
.
.

POV Wafa Xeanna.

Hari senin seolah memaksa kami bergerak dengan kecepatan dua kali lipat.

Bahkan sebelum pukul enam pagi, Papa sudah memaksakanku untuk segera mengenakan seragam. Sarapan sekitar sepuluh menit setelahnya.

"Wa, papa duluan yah?"

"Bentar lagi, Pa."

Baru jam enam lebih seperempat, tapi aku sudah disuruh untuk ke sekolah. Tak mempunyai banyak pilihan, aku segerakan mengemas buku-buku yang akan dibawa ke sekolah.

"Udah siap, Pa."

"Ya udah, ayo. Karena masih pagi, papa pakai mobil, yah."

"Terserah, Pa."

Akhirnya aku dan Papa sepakat untuk pergi ke sekolah dan kantor menggunakan mobil.

****

"Papa langsung aja yah," ucap Papa sesaat setelah tiba di sekolah.

"Loh, kenapa emang?"

"Papa takut ditemuin lagi sama gurumu itu," balas Papa lagi.

Setelah mengatakan itu, tak lama kemudian Bu Yuni datang dari dalam sekolah menuju kami yang sedang berada di luar pagar sekolah.

"Tuh 'kan, udah datang tuh orangnya. Papa pamit," tambahnya lagi. "Udah cepetan turun!"

Tanpa banyak membuang waktu, Papa membukakan pintu mobil lalu mendorongku keluar. Setelahnya mobil dilajukan meninggalkan area sekolah.

"Wa, papa kamu kok, langsung pergi sih?" tanya Bu Yuni yang ternyata sudah berada di sampingku.

"Eh, Ibu. Itu si papa lagi buru-buru," jawabku sekenanya.

"Yah, padahal udah dandan cantik," lirih Bu Yuni yang masih bisa terdengar olehku.

"Apa, Bu?" tanyaku pura-pura tak mendengar.

"Eh, gak ada apa-apa kok. Sana masuk kelas, nanti telat," ucap Bu Yuni.

Memilih masuk ke kelas adalah jalan terbaik bagiku sekarang, dari pada harus ngobrol sama Bu Yuni.

Saat berada di kelas pun aku kembali diganggu oleh beberapa temanku yang lain.

"Eh Wa, yang waktu itu ngasih buku pas kamu dihukum itu papa kamu?" tanya salah satu temanku.

"Iya, emang itu papa kamu?"

"Gila, ganteng banget."

"Pen jadi gula bayi, deh."

"Bisa gak sih, kalian nanyanya pelan-pelan?" tanyaku emosi. "Papaku itu lagi gak pengen nikah!"

Lama-lama eneg juga sama mereka. Kayak gak ada gula bapak yang lain aja.

"Baru juga nanya, Neng. Sensi amat dah," balas salah satunya tak terima.

"Udah sana, mending pergi aja deh," usirku pada mereka.

Dengan teratur mereka kemudian berjalan meninggalkanku sendirian di tempat dudukku.

My Papa is Duda Keren (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now