"Lo gila apa gimana sih? Sakit tangan gue tau gak? Gak berperi kemanusiaan banget." Celoteh El kesal.

"Makanya gak usah suka merendahkan orang lain!" Sahut Langit ketus.

"Dih,adanya lo kali yang suka merendahkan." Jawab El tak mau kalah.

"Lo salah masih aja nyolot. Emang dasar keras kepala." Langit masih dengan raut datarnya.

"Apa? Emang gue gak salah. Emang lo lo pada gak guna kan?"

"Jaga mulut lo." Sentak Langit.

El hanya tersenyum miring. Untuk kedua kalinya El mendapat sentakan dari seorang Langit, cowok brutal SMA Bharada.

"Lang!" Panggil Risky. Ia baru saja menyusul mereka berdua bersama keempat temannya yang lain.

"Udah lah Lang, tuh cewek emang suka cari masalah." Sambar Alex mulai menampakkan jiwa jiwa netizennya.

"Mending kita ke kelas,bentar lagi masuk." Timpal Marshall.

"Yoi bro,ntar ada bu Dora. Bisa bisa dihukum lagi kita kalo telat." Imbuh Devile.

"Bener tuh kata babang evile."

"Gue santet lo." Ancam Devile karena lagi lagi Risky memanggilnya dengan sebutan babang evile.

El semakin menyunggingkan senyum penuh kemenangannya. Kelima cowok itu membela El,ralat bukan membela El tapi memojokkan Langit. Tapi tetap saja Langit kalah telak sekarang.

"Gue ingetin sekali lagi,GAK USAH SUKA NGEHINA KALO NGGAK GAK USAH IKUT TAWURAN SEKALIAN!Kata Langit penuh dengan tekanan tepat di telinga El.

Tanpa sepatah kata apapun lagi cowok itu langsung pergi meninggalkan El. El sendiri sudah sedari tadi mengepalkan tangannya siap untuk meninju cowok itu. Namun keadaan tidak memungkinkan. Mau tidak mau ia harus menahan emosinya agar tak menyulut masalah baru.

"Emang lo siapa?  Ngatur kehidupan gue."

##

"Kalian kenapa telat?" Tanya bu Dora,guru matematika yang berbadan gemuk itu yang mendapat jadwal mengajar di kelas Langit.

"Maap buk, biasa cari kodok dulu." Sahut Risky dengan cengengesan tanpa rasa bersalah.

"Risky! Jangan bercanda gak lucu." Sentak bu Dora garang.

"Buk gak usah marah marah. Cepet tua lho. Ntar pak Boim nggak naksir ibu." Sambung Devile membuat seisi kelas 12-ipa2 tertawa.

"Kamu juga gak usah jawab." Bentak bu Dora. Nampaknya guru itu sudah naik darah akibat tingkah konyol Devile.

"Lah ibu kan nanya masa nggak saya jawab kan dosa." Elak Devile.

"Saya gak butuh jawaban kamu. Langit?" Tanya bu Dora kepada Langit yang dengan coolnya memasukkan tangan kanannya ke dalam saku celana abu miliknya.

"Iya bu,maaf tadi ada sedikit masalah dengan El." Jawab Langit jujur. Memang itu kenyataannya bukan? Tadi ia ribut dengan cewek yang telah berganti cat rambutnya menjadi pirang.

Walau nakal Langit termasuk anak kesayangan guru guru karena otak berlian yang memang keturunan dari keluarganya. Langit selalu memegang teguh semboyannya'Nakal boleh tapi bodoh jangan'

"Ya sudah kalian ibu maafkan. Tapi sekali lagi kalian telat lapangan menanti kalian berenam." Ancam bu Dora.

Langit mengangguk sebagai jawaban darinya atas perkataan bu Dora.

"Kalo Langit di baik baikin." Cibir Devile pelan saat hendak ke bangkunya.

"Devile saya dengar kamu ngomong apa. Mau saya seret ke lapangan sekarang." Ancam bu Dora kepada Devile.

"Iy iya bu nggak kok. Bu Dora yang cantik melebihi Selena gomez." Sahut Devile diikuti cengiran tanpa takut dosa milik Devile.

Keenam cowok yang baru datang itu mulai duduk di bangku masing masing.

"Lang,Raka ngajakin lo tanding basket ntar sore." Bisik Bima yang kebetulan duduk bersama Langit

Langit menoleh sebentar.Lalu mengangguk. Raka memang selalu tak mau kenal kata kalah. Sudah berulang kali cowok itu menantang Langit battle basket, dan berulang kali ia berhasil di kalahkan oleh Langit,tapi tetap saja ia menantang Langit.

"Bilang gue terima." Sahut Langit pasti.

##

Bel istirahat sudah berbunyi 5 menit yang lalu. El serta Sarla,Zee,dan Nara berniat pergi ke kantin. Sebelum sampai di kantin mereka harus melewati deretan ruang kelas 10. Dan sekarang mereka masih berada di depan kelas 10-Ipa4.

"Denger,lo tali sepatu gue buruan." Seru sebuah suara yang teramat menusuk di telinga El. Mungkin ketiga temannya juga mendengarnya.

"Apaan tuh El.Pasti tuh anak curut nindas adek kelas lagi." Sambar Zee.

El pasti tau siapa anak curut yang dimaksud oleh Zee. El mendengus kesal. Memang El terbilang trouble maker,namun untuk masalah penindasan El sangat membencinya.

"Kayaknya suaranya ada di kelas sebelah deh." Timpal Nara.

"El buruan kita sikat tuh bocah sebelum dia bener bener nindas adek kelas." Imbuh Sarla dengan nada geram.

Dengan langkah cepat El diikuti ketiga temannya masuk di kelas 10-Ipa5.

Dan benar saja saat mereka memasuki kelas itu sudah ada segerombolan siswa di sana. Nampaknya mereka sedang mendukung aksi dari 'si anak curut'.

Yup!  Si anak curut itu adalah panggilan untuk salah satu cewek anak kelas 12 yang suka membully adik kelas. Entah kelas 10 ataupun kelas 11,bahkan kelas 12 juga pernah.

"BERHENTI! Pekik El membuat seluruh perhatian tiba tiba beralih kepadanya. Ruangan berubah hening, suara teriakan teriakan dukungan dari siswa siswi yang ada disana hilang seketika.

Dua cewek muncul dari kerumunan. Kedua cewek itulah biang dari penindasan ini. El membenci postur angkuh itu.

"Ha...ha....Lo lagi,Lo lagi. Hobby banget ikut campur urusan orang." Sahut salah satu dari kedua cewek itu dengan nada ketus.

**

Hay buat reader yang udah baca cerita aku.

Sebelumnya aku ucapkan banyak terima kasih udah mau mampir di my story.Soory aja nih kalo ceritanya mungkin masih jauh dari kata bagus.
So comment and sarannya amat bermanfaat buat aku.

Jangan lupa di vote ya biar akunya semangat berkarya,di follow juga boleh janji di follback kok

Oke,thanks for all

See you,
Salam hangat

Yani😘


       

Langit AntarexWhere stories live. Discover now