28. The other side

33 8 15
                                    

Happy Reading🤗

Langit tak habis pikir dengan jalan pikiran Raka. Untuk apa ia menyerang Risky? Dan kenapa juga Risky bisa masuk rumah sakit? Walau alay tingkat bela diri Risky tak jauh jago dari Langit. Bahkan dulu Risky pernah menyabet juara satu bela diri se-Jakarta. Apa karena dia di kroyok? Entahlah Langit tak tau karena kejadian itu di luar pantauannya.

Lupakan masalah Risky karena hanya akan membuat Langit frustasi. Lebih baik Langit mendekati seorang cewek yang sedari tadi duduk sendirian tanpa di temani seorangpun. Cewek itu duduk di pojokan kantin.

"Hey! Ngalamun aja." Kata Langit saat berhasil mendekati cewek itu. Cewek itu adalah El.

"Bang! Lo ngapain disini? Temen temen lo mana?" Cewek itu tersentak akibat kedatangan Langit.

"Ada. Mereka lagi ngerjain tugasnya bu Dora." Sahut Langit santai.

El tau pasti walau Langit itu salah satu cowok pembuat masalah namun otaknya tak pernah diragukan. El jadi malu sendiri jika kelak ia bersanding dengan Langit. Apa yang akan dikatakan oleh Bharada? Tolong jangan bayangkan El akan menjadi pacar Langit. Karena kalau itu tidak terjadi, hal itu hanya akan menyakiti El.

"Oh."

"Oh doang?"

"Iya lah emang mau ngomong apa?" Tanya El tak paham dengan perkataan Langit.

"Ucapan I Love You nya mana?" Goda Langit sambil terkekeh.

"Paan? Emang lo siapa beraninya minta kalimat itu dari gue?" El bertanya seolah ia tak terima padahal hatinya sudah menggebu ingin mengatakannya.

"Kan lo calon pacar gue." Jawab Langit masih berusaha menggoda El agar tersipu dan menampakkan rona merah di pipinya.

"Calon kan? Belum jadi. Ya kalau gue nerima lo kalo nggak? Jangan ngarep ya!"

"Emang lo bisa gak nerima gue?"

Sial! Langit memang manusia aneh. Kenapa dia terus terusan menggoda tanpa menyatakan yang pasti saja? Kenapa di terus menekan kalimat calon tanpa mau mengesahkannya? Kan El jadi bimbang juga kapan Langit akan menembaknya? Kasih kepastian dong!

"Alah lo sukanya cuma bilang'kan lo calon pacar gue' kapan lo mau kasih gue kepastian?" Celoteh El kesal juga.

"Jadi lo mau gue buru buru nembak lo?"

"Ya iyalah. Cewek mana sih yang mau digantung?" El buru buru menutup mulutnya yang kelewatan berbicara. Jadi kelihatan kan bahwa dia begitu berharap demikian.

Langit terkekeh pelan lantas menatap manik mata El lekat.

"Gue bukan tipe cowok buru buru. Butuh waktu juga kesiapan yang banyak untuk menyatakan perasaan gue ke lo." Sahut Langit serius.

"Gue nggak mau lo jadi pacar gue." Kata kata Langit barusan sukses membuat El membelalakkan mata.

"Gue mau nya lo jadi pendamping gue selamanya. Dan gue berharap lo satu satunya nama yang pernah singgah di hati gue dan menyita malam gue buat mimpiin lo. Gue mau serius sama lo. Gue gak mau main main sama perasaan. Kalo emang lo mau tetep bertahan di samping gue, gue harap jangan pernah bertanya kapan gue nembak lo. Intinya gue sayang sama lo. Dan gue nggak mau lo terluka hanya gara gara status pacar. Gue nggak mau bikin lo terluka karena lo pacar gue. Karena gue yakin banyak orang di luar sana yang nggak suka jika hal itu terjadi." Langit mengambil nafasnya.

Langit memegang tangan El dan tatapannya masih lekat tertuju pada cewek itu. El tak percaya jika Langit akan mengatakan hal seserius ini kepadanya.

"Gue mohon tetep jadi orang yang selalu sayang sama gue." Ujar Langit Pelan namun penuh arti.

El kelu sendiri mendengar penuturan cowok di depannya. Langit benar benar menghipnotis nya. Apa ia bisa berbicara sedangkan rasa juga pergerakannya telah  terhenti akibat pernyataan Langit itu.

Langit AntarexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang