31. Masalah ( Dua )

27 3 0
                                    

Brukkk......

Langit terjungkal dari kursi kantin yang sedari tadi ia duduki. Satu pukulan keras mendarat di pipinya. Langit yang tak punya kesiapan pun tak bisa menahan pukulan tersebut.

"Weh, apa-apaan lo Mars?" Tanya Devile sembari membantu Langit berdiri.

"Dateng dateng main pukul." Sahut Alex.

"Lo tau ini bos kan? Ngapain lo tonjok?" Sembur Risky.

"Tau. Lo kesurupan?" Tambah Bima.

Mars masih terdiam, sepertinya ia sedang mengatur nafasnya. Pacar Nara tersebut sedang sangat marah besar, entah marah atas dasar apa.
Semenatara Langit pun masih terdiam seraya memegangi pipinya.

"BANGSAT LO LANG!" Umpat Mars keras.

"Lo kenapa Mars? Ada masalah?" Tanya Langit masih berusaha membuat suasana tetap kondusif.

"Udah Gak usah banyak drama. Kenapa lo tega sembunyiin ini dari gue? Kenapa?" Bentak Mars menggelegar.

Fenomena ini menjadi pusat pandangan di kantin. Karena memang kebetulan kantin sedang ramai sekarang. Kenapa tidak perdebatan Langit dan Mars menjadi top trending? Semua orang tau jika dua cowok itu adalah sahabat karib, jadi jika pertengkaran terjadi diantara kedua cowok itu adalah sebuah keajaiban.

"Lo kenapa Mars?" Tanya Langit dingin.

"Haha. Lo masih nanya kenapa?" Jawab Mars ketus.

Semua orang dibuat bingung oleh perkataan Mars. Sebenarnya apa sih yang terjadi? Kenapa Mars begitu marah kepada Langit?

"Nyokap gue meninggal tuh gara gara Awan adik lo. Adik lo yang nabrak nyokap gue kan? Kenapa lo sembunyiin itu dari gue?" Sambut Mars garang.

"Itu karena gue ada alasannya Mars."

"Iya alasannya karna Awan itu adik lo. Lo bakal lebih jaga adek lo daripada gue yang bukan siapa siapa. Dimana lo yang gentle Lang? Dimana lo yang bijak? Lo pecundang Lang. Lo pengecut."

"Iya gue pecundang. Gue pengecut. Lo bener Mars. Lo bener. Tapi dengerin penjelasan gue dulu."

"Gue udah nggak percaya sama lo. Lo itu anggap gue apa? Lo nggak percaya kan sama gue? Makanya lo sembunyiin ini dari gue."

"Bukan gitu Mars."

"Udah lah. Gue benci sama lo Lang. Lo bukan sahabat gue."

Dengan gemuruh amarah yang ada di dalam diri Mars, Mars meninggalkan kantin. Ia tak menyangka jika selama ini Awanlah pembunuh mamanya. Dan Langit menjadi penyimpan rahasia ini.

"Sabar Lang. Gue percaya sama lo." Hibur Bima.

##

Hari ini adalah hari dimana mamanya El akan dioperasi. Segenap doa telah ia panjatkan. Sekarang hanya ada mamanya dalam ruang pikiran El. Hari ini, El berharap dengan penuh harapan semoga operasi mamanya lancar dan segera diberi kesembuhan.

"Kak El yang sabar ya kak. Terus berdoa supaya mamanya kak El cepet sembuh." Kata Hana si pengamen cilik yang sengaja El ajak ke rumah sakit untuk menemaninya sekaligus ikut mendoakan mamanya.

"Makasih Hana. Kakak selalu berdoa demikian."

Hana memeluk tubuh El hangat. El hanya bisa merapatkan pelukan tanpa bisa banyak bicara. Ia sangat takut dengan keadaan yang ia jalani sekarang. Ia takut jika semua tak sama seperti apa yang ia harapkan.

Tiba tiba ada satu panggilan masuk ke ponselnya. Dengan buru buru El melepas pelukan Hana dan mengeluarkan ponselnya dari saku celananya.

"Assalamualaikum." Sebuah salam terdengar dari seberang.

Langit AntarexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang