32. Controversy

27 4 1
                                    


Happy Reading🤗

Suasana kantin tak lagi sama bagi Langit. Mars tak lagi bergabung dengan anggota enam serangkai yang lain. Langit yakin Mars masih marah kepadanya. Itu jelas sekali.

"Lo udah nyoba jelasin sama Mars tentang masalah lo sama dia?" Tanya Risky tiba tiba.

"Sebenarnya masalahnya itu kek apa sih bos? Emang bener adek lo yang nabrak nyokap Mars ampe meninggal?" Sambung Devile penasaran.

"Ayo Lah Lang. Cerita lah sama kita kita Lang jangan sembunyiin apapun dari kita kita. Kita teman kan?" Alex menyahuti.

"Iya Lang." Balas Bima singkat.

Langit masih nampak terdiam menampak raut dingin seperti biasa seolah olah tidak terjadi apa apa dalam kehidupannya. Padahal masalah yang terlalu rumit datang padanya.

Langit tak mungkin menceritakan semua masalahnya kepada teman temannya. Ini masalahnya dan akan ia selesaikan masalahnya sendiri. Tanpa mereka. Tanpa menyusahkan sahabatnya.

"Dia itu pecundang. Mana mungkin mau cerita." Sambar sebuah suara.

"Steph!" Pekik Risky garang.

"Apa apaan lo? Mulut lo lancang bener." Sembur Devile sengit. Ia memang tidak menyukai cewek itu.

"Mau gue sobek tuh mulut ember?" Tanya Risky ikut sewot tidak suka.

"Emang gitu kan?" Sahut Stephany menyindir.

"Nggak ada hak lo ikut campur." Bima ikut menyahuti saking geramnya.

"Gue ada hak lah. Gue punya HAM atas ini." Stephany masih mencoba memperkeruh suasana.

"Lo sama Raka itu sama aja. Sama sama jadi racun." Devile nampak sangat emosi.

"Biarin aja asal itu bisa bikin gue bahagia."

Devile ingin sekali memukul Stephany.  Namun Risky dan yang lain buru buru mencegahnya. Dan menyingkirkan Devile dari hadapan Stephany. Jika tidak Devile benar benar memukul Stephany.

"Udah Vile." Larang Bima datar.

"Untung lo cewek. Kalo cowok bakal habis lo di tangan gue." Cerocos Devile geram.

Stephany berdecih keras sekali. Lantas tertawa senang. Memang dia tidak ada masalah dengan Langit. Namun saat tau Raka sangat membenci Langit, Stephany merasa ia juga harus benci terhadap Langit. Ini sebagai bukti bahwa ia mencintai Raka dan mensupport apapun yang Raka kehendaki.

Sedetik setelah melakukan aksinya, Stephany pergi meninggalkan kelima cowok itu. Sementara Langit masih memilih diam sedari tadi. Cowok itu memang dingin jadi sikap ini bukanlah yang pertama kalinya ia lakukan.

"Lain kali kita harus kasih pelajaran tuh makhluk idup." Celetuk Risky.

"Emang makhluk hidup. Lo kira apaan?" Seru Alex.

"Gagang sapu jalan. Heran gue sama tuh cewek. Gila kali ya. Emang dia ada masalah sama kita? Nggak kan? Dianya aja yang ikut ikutan Raka  benci sama kita cuma karena cinta. Buta kali ya cinta sama Raka edan itu." Cibir Devile.

"Ya udah kali. Cinta emang gak bisa di paksa. Karena itu datang dengan sendirinya. Tanpa di rencanakan."Balas Risky.

"Hadeh namanya juga cewek. Paling lemah soal perasaan." Imbuh Alex.

"Elah nggak miror lo juga lemah soal perasan." Sambung Devile.

"Maksud lo?"

"Lo suka sama Chaca kan? Ngaku lo! Gue tau lo suka sama dia jadi lo gak bisa bantah." Tuding Devile tepat sasaran.

Langit AntarexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang