9. That night

114 62 42
                                    

Happy Reading🥰

Flash back......

Langit sedang asyik memainkan gitar kesayangannya. Cowok berusia sekitar sepuluh tahun itu nampak sangat fokus dengan gitarnya sampai tidak mendengar ada seorang gadis memanggilnya.

"Lang....Lang....!!" Panggil gadis itu garang.

Langit tak menoleh. Mendengar pun mungkin tak dilakukan cowok itu. Gadis itu mengerucutkan bibirnya karena kesal dengan sikap tidak perduli Langit. Langit selalu melupakan apa saja demi memainkan gitar kesayangannya. Tentunya termasuk dirinya.

"Langit!!" Panggil gadis itu sekali lagi. Namun masih tak ada pergerakan dari cowok itu.

Gadis itu geram lantas merampas gitar yang ada di pangkuan Langit. Langit tersentak kala mendapati gadis itu meraih gitarnya dengan bibir mencibir.

"Apa sayang?" Tanya Langit.

"Kamu kalau di panggil apa gak denger sih? Budak!!" Gerutu seseorang yang di panggil sayang itu.

"Sayang gak usah marah dong." Kata Langit sambil menyentil hidung mancung gadis itu.

"Ih paan tuh sayang sayang kan kita masih sd. Gak boleh gitu. Ntar dimarahin papa mu lagi."

"Kan love artinya sayang. Emang kenapa kalau kita masih kecil? Gak boleh?"

"Panggil love aja. Kan lebih gimana gitu. Hehee."

"Love!!" Panggil Langit sambil memegangi tangan Love.

Love terkesiap,matanya sibuk meneliti sorot mata Langit yang benar benar teduh. Bagi Love Langit sangatlah dewasa dan menyenangkan. Hal itulah yang membuat dirinya mengagumi sosok anak laki laki di depannya.

"Langit bakal selalu ada buat Love. Apapun yang terjadi. Love janji kan bakal jaga persahabatan ini?"

Love mengangguk pasti dan tersenyum manis sangat manis. Langit menanggalkan jari kelingkingnya berharap Love mau meraihnya.

"Love janji bakal jaga persahabatan ini." Kata love sambil mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Langit yang menandakan ia berjanji.

Langit tersenyum senang bahkan sangat bahagia. Kemudian memeluk tubuh Love dengan sangat bahagia. Ia hanya berharap Tuhan mau menjaga persahabatan mereka sampai kapanpun.

Back reality....

"Langit!!" Panggil mamanya membuat dirinya kaget dan tersadar dari lamunannya.

"I...iya ma." Sahut Langit sedikit gelagapan.

"Kok bengong. Cepetan!! Udah di tunggu papa kamu tuh di mobil." Kata mamanya lagi.

"Oke ma. Bentar Langit mau ambil kunci motor."

"Loh kok naik motor? Gak bareng mama aja?"

"Nggak ma, Langit naik motor aja."

"Yaudah buruan sana. Ntar telat."

"Oke ma."

Langit beranjak dari duduknya beralih masuk ke kamarnya untuk mengambil kunci motor. Ia memang tidak ingin pergi ke acara ultah mamanya Chaca bersama papa nya. Bisa bisa ia akan di dekat dekat kan dengan Chaca bila bersama papanya. Langit benci hal itu.

Langit AntarexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang