29. When reluctant to switch

35 7 8
                                    

Happy Reading 😃

Ada pepatah bahwa menyesal itu pasti diakhir. Dan itu benar adanya penyesalan memang  selalu datang terakhir. Disaat kita benar benar merasa bersalah dan kalah. Hal itulah yang dirasakan Alata sekarang.

Setelah menerima perkataan Risky kemarin rasanya Alata sudah tak punya semangat dalam menunai kehidupan. Ia jadi sering melamun dan tak perduli. Bahkan ia tak berambisi lagi terhadap Langit. Alata menyerah dengan kata cinta. Ia kalah akan semua itu.

"Alata lo ngapain malah ngalamun disini?" El menyela dalam pikiran Alata. Alata menoleh sebentar lantas kembali tenggalam dalam pikirannya sendiri.

"Lo beruntung El." Kata Alata tiba tiba.

El yang kaget bukan main hanya mengerutkan dahi sebagai tanda bahwa ia belum mengerti maksud dari perkataan Alata tadi.

"Maksud lo?"

Alata tersenyum tipis," Langit suka sama lo tanpa lo usaha buat dia suka sama lo. Sedangkan gue, gue harus mati matian buat dapetin dia tapi nyatanya nihil. Langit suka sama lo."

El paham arah bicara Alata sekarang. El buru buru melayangkan satu senyuman yang terukir tulus untuk Alata.

"Lo tau kalo cinta nggak bisa di arahkan apalagi di paksakan? Nah, itu alasan kenapa Langit nggak suka sama lo. Karena apa? Karena mungkin saja Langit bukan jodoh lo."

Alata nampak manggut manggut dengan senyum yang masih tersungging di bibirnya.

"Gue tau itu. Gue emang nggak setakdir sama Langit atau pun Risky." Jawab Alata masih terlihat biasa saja dan memaksa senyumnya agar tetap merekah.

"Maksud lo lo pernah suka juga sama iky?"

Alata mengangguk membenarkan.

"Gue pernah pacaran sama Iky. Dari kelas 10 dan putus di  kelas 11."

"Kok berita itu nggak pernah kedengaran sama anak anak lain."

"Iya emang Iky pinter banget ambil alih situasi. Dia alay biar nggak ada yang tau kalo gue itu pacarnya."

"Why?"

"Ya dia itu orangnya nggak suka blak blakan di depan umum."

"Sabar Alata, gue yakin mungkin ini adalah salah satu  cara Tuhan untuk membuat lo mendapatkan apa yang lo butuh."

"Maksudnya?"

"Tentang Langit yang nggak suka sama lo atau putusnya lo sama Iky. Mungkin Tuhan mau lo lebih fokus ke sekolah. Lo kan pinter. Kalo lo terus terusan kepikiran sama yang namanya pacaran mungkin sekolah lo bakal ke ganggu. Nah makanya kalo lo jomblo otomatis lo bakal lebih fokus buat ngejar cita cita lo. Masuk ke univ yang lo mau. Dan gue yakin lo bakal nemuin cinta lo tanpa lo cari dan maksa. Karena apa? Karena cinta selalu kembali kepada pemiliknya." Jelas El panjang lebar namun terlalu menyentuh Alata.

Alata terdiam sejenak mencerna perkataan El. Benar apa yang di katakan El. Mungkin ini saatnya untuk dirinya berhenti berpikir tentang cinta. Ia harus fokus dengan ujian yang sudah ada didepan mata.

"Lo bener. Maafin gue yang udah pernah dendam sama lo atas Langit."

El mengulumkan senyumnya yang entah keberapa kalinya. Yang jelas ia senang memberi orang lain pencerahan ya walau dirinya sendiri banyak salah.

"Setelah kesalahan gue apa Lo mau kasih gue kesempatan buat jadi temen lo?"

"Semua yang ada di Bharada adalah temen gue. Termasuk lo bahkan yang punya mulut setan. Mereka tetep temen gue. Gue nggak bisa dendam. Kalo ada yang salah sama gue, gue bakal hajar langsung. Nggak perlu disimpan sampai sedalam apapun dendam itu."

Langit AntarexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang