23. Entah ini rasa atau kecewa

61 12 36
                                    

Happy Reading 🤗

"Cie cie!! Ada yang pdkt-an nih ceritanya." Celetuk Risky keras keras saat Langit berhasil memasuki kelasnya setelah mengantar El ke kelasnya.

"Siapa ky?" Sambung Devile sengaja berpura pura tidak tau.

"Yang penting bukan gue." Sahut Alex.

Langit yang mendengar celotehan teman temannya yang sengaja memojokkannya hanya bisa berusaha mengabaikan dan berlalu tanpa memperdulikan.

"Noh, si Es batu." Jawab Risky sambil menunjuk Langit dengan dagunya.

"Njirrr, gue yang so sweet aja masih jomblo. Nah dia dingin gitu udah dapet gebetan aja. Cakep lagi. Kalah gue." Sambung Devile sambil geleng geleng penuh drama.

"Lo harus banyak banyak belajar vil. Kek gue ini." Tambah Marshall sambil memegang kerahnya berlagak sombong.

"Dih paan lo." Sungut Devile.

Langit benar benar membiarkan  keempat temannya itu yang sedang entah membicarakan apa. Cowok jangkung berpostur keren itu kini tengah duduk di bangkunya bersama Bima yang sama diamnya dengannya.

"Eh lang!! Beneran nih suka sama El. Apa El yang suka duluan sama lo?" Pekik Risky masih mencoba menggoda Langit.

"Kalo El duluan. Bisa minta apapun ini sesuai janji tuh cewek dulu. Yang katanya gak akan suka sama bos gue." Devile tertawa keras setelah mengatakan hal itu.

"Bener vil. Bisa makan gratis ini." Sambung Mars.

Suara teman teman Langit masih menggema memenuhi telinga Langit. Namun Langit masih tetap diam membiarkan suara itu terus tertuju padanya. Toh teman temannya akan berhenti sendiri jika sudah di diamkan lama oleh Langit.

##

Langkah kaki Langit masih terdengar mantap walau ia akan bertemu dengan guru berbadan besar dan terkenal killer itu, yup guru itu adalah bu Dora. Yang seluruh siswa pasti akan kejang kejang di tempat kala mendapati guru itu ada di depan mata. Namun hal itu tak akan berlaku bagi Langit.

"Assalamualaikum." Salam Langit kala memasuki ruang guru.

"Waalaikumsalam." Sahut Bu Dora yang kebetulan ada di ruang guru sendirian.

"Duduk Langit!" Perintah Bu Dora sambil menunjuk kursi yang ada di depannya.

Langit melangkah mendekati guru itu. Ia hanya memasang wajah datar saat sudah ada di depan guru itu.

"Besok senin kamu sudah akan mengikuti olympiade. Jadi ibu mau kamu fokus dengan hal itu jangan pacaran terus sama si El itu. Kamu kalo pacaran sama dia boleh. Tapi kamu coba pikir ulang. Ibu cuma mau kamu benar benar serius mengikuti olympiade itu." Jelas bu Dora panjang lebar.

Langit memandang datar ke arah bu Dora sebentar lantas mengangguk pelan.  Dalam batin Langit sudah mencerca habis habisan guru sok tau itu. Siapa yang pacaran dengan El? Siapa juga yang terus terusan pacaran dengan El? Ini pasti hasil cibiran netizen Bharada yang punya mulut tidak pernah di jaga.

"Ya sudah itu saja yang ibu mau bicarakan kamu boleh kembali ke ruang Lab untuk pedalaman materi olympiade. "

Tanpa berkata apa apa Langit keluar dari hadapan bu Dora. Hanya hal itu? Langit menyesal telah memenuhi panggilan bu Dora kemari. Hanya untuk membahas hal yang tidak penting itu.

Saat langkahnya sampai di depan koridor ia mendapati sesosok cewek yang sedang di beri ceramah bu Alda. Cewek itu adalah cewek yang entah bagaimana caranya bisa dekat dengannya akhir akhir ini.

"Kamu dengarkan El? Bisa kalo nggak bolos pelajaran saya terus?" Pekik Bu Alda.

El hanya tertunduk tak menjawab. Pertanyaan guru itu sama sekali tak di dengar oleh El. Ia hanya menganggap itu sebuah angin lalu.

Langit AntarexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang