Bagaimana jika aku pergi?

812 36 0
                                    

"Aku juga kecewa sama kamu, padahal dulu aku mau belajar untuk mencintai kamu," ujar Raisa saat dirinya dan Yusuf berada ditaman berdua. Tadi waktu Raisa tengah bersama Arga dalam kamar rawat Arga, Yusuf datang, Arga pun meminta agar Raisa dan Yusuf bicara berdua dulu.

"Maaf karena udah bohongin kamu, tapi..."

"Kamu juga bohongin aku tentang perasaan kamu kan Yusuf, tapi nggak papa aku mengerti akan semua itu," ucap Raisa memotong ucapan Yusuf.

Perasaan ini benar-benar ada Sa, siapapun laki-laki tidak akan sulit untuk jatuh cinta dengan wanita sebaik kamu, batin Yusuf.

"Aku harap kita sama-sama menemukan pasangan yang terbaik Sa," ucap Yusuf.

"Makasih ya, setidaknya kamu sempat membuat tawa diwajah aku disaat aku sedih,"

"Aku juga bahagia kok melakukan itu," ucap Yusuf. Setelah merasa cukup berbincang, Raisa pun pamit pada Yusuf untuk kembali keruangan Arga.

Ternyata takdirku mencintaimu hanya sampai hari ini Raisa, padahal 2 minggu, tiga hari, 7 jam, 30 menit, 25 detik lagi adalah hari pernikahan kita, batin Yusuf sambil memandang Raisa yang perlahan menjauh dari pandangannya.

Sesampainya Raisa diruang rawat Arga, ternyata disana sudah ada mama dan papanya Arga beserta orang tua Raisa, dan Dokter.

"Ma, pa," panggil Raisa sambil berjalan masuk kedalam ruangan.

"Sayang," ujar nyonya Wanda sambil tersenyum kearah Raisa.

"Ini Arga mau dibawa kemana?" tanya Raisa karena Arga sudah ingin dipindahkan kekursi roda.

"Arga mau kemo dulu, sayang," ujar mama Arga. Raisa pun langsung menatap Arga dan ternyata Arga juga menatapnya dengan senyuman, senyuman yang Raisa tidak tau apakah itu akan dia lihat selamanya.

"Tante, om, Dokter boleh saya temani Arga, kemo," ujar Raisa.

"Arga bagaimana sayang?" tanya mama Arga sambil menatap putranya itu.

"Iya ma," jawab Arga membuat Raisa tersenyum.

Akhirnya Raisa lah yang menemani Arga kemo, selama Arga kemo Raisa terus saja menggenggam tangan Arga dan menahan agar cairan bening yang ada dimatanya tidak keluar.

"Kamu seharusnya sudah melupakan aku dan menjalin hubungan dengan Yusuf, dia pria..." ucapan Arga terpotong karena tangan telunjuk Raisa sudah berada dibibirnya.

"Karena hati aku sudah terikat sama kamu, sekuat apapun aku berusaha untuk melupakannya, mungkin tidak akan pernah berhasil," ucap Raisa.

"Tapi aku akan mat..."

"Bisa tidak usah bicara seperti itu, kamu membuat aku sedih Ga. Bukannya kamu nggak mau kan lihat air mata aku jatuh, jadi please jangan bicara sesuatu yang membuat aku meneteskannya," ucap Raisa dan Arga pun langsung terdiam.

Aku khawatir Sa, aku takut kamu tidak akan sebahagia dulu setelah aku pergi nantinya, batin Arga.

Tanpa sengaja pandangan Arga dan Raisa bertemu, mereka saling memandang begitu dalam sampai sebuah kenangan yang sama terlintas dipikiran mereka.

Flashback on
"Aku mencintai Raisa andriana!!" teriak Arga dipantai itu setelah ungkapan cintanya pada Raisa diterima.

"Arga cukup, malu tau dilihatin orang," ujar Raisa sambil melirik kanan dan kirinya, pipinya juga sudah bersemu merah.

"Mulai sekarang, membuat kamu tersenyum adalah tanggung jawab aku," ujar Arga sambil memegang kedua bahu Raisa.

Senyuman pun terbit dari wajah keduanya, momen romantis mereka sangatlah indah ditambah dengan indahnya senja dan angin sepoi-sepoi.

"Dan mulai sekarang, kamu adalah pangeran kedua aku setelah ayah," ujar Raisa. Mereka pun saling berpelukan dan tertawa serta main air bersama dipantai itu hingga azan maghrib tiba.

Flashback off.

Broken Heart (End)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant