Sangat mencintaimu

800 46 0
                                    

Pagi yang cerah pun tiba...

Raisa saat ini tengah menatap dirinya dicermin kamarnya, pandangannya memang pada cermin itu, tapi otak dan hatinya berada pada Arga.

"Kau harus kuat Raisa, kau pasti bisa menghadapi semua ini," ujar Raisa.

Saat Arga menikah dengan Amel, Raisa memang sangatlah sedih namun saat itu masih banyak orang yang menghiburnya apalagi Yusuf datang dengan warna baru dalam hidupnya sehingga sesekali dia dapat melupakan kesedihannya, namun saat ini semuanya membohonginya, dia tak punya siapapun lagi yang dapat menenangkannya kecuali Tuhan, hanya Allah satu-satunya harapannya saat ini.

Raisa keluar dari kamarnya, saat melewati ruang tamu tiba-tiba suara mamanya menghentikan langkahnya.

"Nak, dengarkan dulu penjelasan kami," ujar nyonya Wanda.

"Mama tau hal apa yang Raisa paling takutkan didunia ini?" tanya Raisa dan nyonya Wanda pun menggeleng.

"Raisa sangat takut, mama yang paling tau akan Raisa ternyata ikut andil membohongi Raisa. Ma, Raisa tidak akan selemah ini jika orang lain yang melakukannya, karena apa, sebab Raisa tau masih ada mama dan papa yang Raisa yakin tidak akan menyakiti Raisa sedikitpun, tapi saat ini bahkan kedua orang tua Raisa sendiri ikut andil dalam kekecewaan yang Raisa alami," ujar Raisa.

"Mama punya alasan kenapa mama melakukannya nak," ujar nyonya Wanda.

"Setiap orang pasti punya alasan atas tindakan yang dia lakukan nak, termasuk mama dan papa, kami tidak mungkin dengan sengaja menyakiti mu nak," ujar tuan Farhan sebab dia yakin istrinya saat ini pasti bersedih atas ucapan putri mereka.

"Raisa pamit ma, pa, Raisa hari ini akan bertemu dengan Arga dan mendengar penjelasannya," ujar Raisa hendak pergi.

"Papa dan mama juga ingin menjelaskan hal ini padamu nak, tentang alasan kami melakukannya, dengarkanlah kami dulu sebelum kamu pergi," ujar tuan Farhan.

"Bukankah akan lebih bagus mendengar penjelasan pertama dari orang yang paling utama dari cerita, tanpa mama dan papa jelaskan Raisa sudah yakin bahwa semua ini pasti karena permintaan Arga kan" ujar Raisa lalu menyalimi tangan kedua orang tuanya dan segera pergi.

Sesampainya Raisa di rumah sakit, dia pun langsung menuju ruangan Arga dan membuka pintu ruangan itu. Pandangan pertama yang Raisa lihat adalah Amel yang tengah menyuapi Arga bubur.

"Assalamualaikum,"

"Raisa!!" ujar Arga, sedangkan Amel pun langsung menghentikan suapannya dan menaruh piring bubur itu diatas meja.

"Aku datang kesini ingin mendengar penjelasan kamu," ujar Raisa.

"Sa, aku nggak mau kamu sedih karena itu aku menyembunyikan penyakit ini," ujar Arga jujur.

"Nggak mau aku sedih?, omong kosong kamu Ga, lalu yang aku alami sekarang apa!?, sangat menyedihkan," ucap Raisa.

"Aku sama Arga tidak pernah menikah Raisa, semua itu hanya sandiwara agar kamu membenci Arga dan melupakannya, sebab dia tidak mau kamu berlarut dalam kesedihan saat dia pergi nanti," ujar Amel membuat Raisa terdiam. Air matanya pun jatuh satu per satu dari matanya.

"Amel kenapa kamu berbicara seperti itu," ujar Arga.

"Cukup Ga, aku capek dan sedih liat kamu setiap hari selalu ngelamun memikirkan Raisa, aku juga tau gimana rasa sakitnya saat orang yang kita cintai bersama orang lain," ujar Amel.

Raisa pun mendekat kearah Arga dan langsung memeluk lelaki itu erat sambil menutup matanya untuk menghilangkan segala kerinduan yang selama ini ia tahan, begitu pula dengan Arga.

"Tolong Ga, jangan tinggalin aku lagi, bertahanlah sebab aku yakin kamu pasti sembuh," ujar Raisa dan Arga hanya terdiam, dia tak bisa mengucapkan apapun jika itu yang ditanyakan. "Wujud kan semua impian kita Arga, aku mencintai kamu dan perasaan ini terlalu dalam untuk hilang," lanjut Raisa.

Broken Heart (End)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu