Arga!!

834 40 0
                                    

Ya tuhan, aku percaya akan mukjizatmu, jadi tolong selamatkan Arga, buktikan jika mukjizat itu nyata, batin Raisa sambil memandang Arga dari jendela ruangan.

Tak selang berapa lama, Dokter pun keluar membuat semua orang langsung mendekat kearah Dokter.

"Dok, bagaimana kondisi putra saya?" tanya papa Arga.

"Kondisinya semakin menurun dan saat ini adalah masa kritisnya," ucap Dokter.

"Astaghfirullah hal azim," gumam Raisa sambil menutup mulutnya dan air matanya pun terus jatuh dari matanya begitupula dengan mama Arga yang sudah dipeluk oleh papa Arga.

Amel juga menangis mendengar berita itu, sedangkan papa dan mamanya Raisa berusaha menguatkan putrinya bahwa Arga pasti akan baik-baik saja.

"Ma, pa, aku ingin tenang karena aku tau Arga nggak mungkin ninggalin aku, tapi kenapa, kenapa air mata bodoh ini masih terus jatuh meskipun aku tau Arga pasti akan sembuh," ucap Raisa membuat mamanya menangis sembari memeluk putrinya itu, papa Raisa pun ikut memeluk.

Gue mohon sadar Ga, lo nggak kasihan sama mama dan papa lo serta Raisa, lo tega lihat air matanya terus jatuh, batin Yusuf sembari melihat kearah Raisa yang benar-benar dalam kondisi buruk. Lo harus sadar Ga, bantu gue lupain Raisa karena lo yang buat gue jatuh cinta sama dia, lanjut Yusuf dalam hatinya.

Tak terasa waktu siang pun tiba, suara azan zuhur membuat semua orang pergi menuju musholla rumah sakit untuk sholat mendoakan Arga.

Ya tuhan, engkaulah yang maha segalanya, engkau tau apa yang terbaik untuk hamba sebelum hamba memintanya, tapi tolonglah sembuhkan Arga, aku terlalu amat mencintainya, sangat takut hanya dengan bermimpi kehilangannya, doa Raisa.

Ingatan Raisa pun menjelajah disaat dia dan Arga menuliskan impian mereka disebuah kertas yang mereka tanam didekat rumah Raisa kala itu, dia dan Arga sama-sama tidak tau apa yang mereka tulis. Mereka janji akan membaca tulisan mereka satu sama lain disaat mereka sudah menikah kelak.

Disaat bersamaan disaat Raisa berdoa, detak jantung Arga melemah, Dokter pun berlari kearah ruangan Arga bersama para suster. DC syok

"Sus, siapkan Dc syoknya,"

"Baik Dok,"

Satu kali dikenakan didada Arga, jantungnya tetap tidak kembali,
Dua kali, tetap jantungnya tidak kembali dan tiga kali, masih sama, jantungnya sudah tidak berdetak lagi.

"Innalilahi wa innailaihi rojiun,"

"Pasien sudah meninggal sus, tulis data-datanya dan persiapkan pembawaan kekediamannya," ucap Dokter dan diangguki suster.

Suster dan Dokter pun membawa jenazah Arga keluar, bertepatan dengan kembalinya semua orang dari musholla.

"Dok, ini Arga kan, kenapa ditutupi kain begini," ucap Raisa yang langsung berlari mendekat kearah Arga sambil membuka penutup kain putih yang menutupi seluruh tubuh Arga.

"Pasien sudah meninggal, maaf, kami sudah berusaha semampu kami, tapi pasien tidak bisa diselamatkan," ucap Dokter.

"Nggak mungkin!!!, Periksa lagi Dok, saya mohon, Arga bangun, Arga!!" teriak Raisa sambil memeluk jenazah Arga dan air matanya pun berjatuhan, tak ingin berhenti keluar.

Mama dan papa Arga hanya bisa saling memeluk dan menangis, meratapi anak satu-satunya meninggal secepat ini, sedangkan mama dan papa Raisa juga saling memeluk merasa kasihan dan sedih melihat putrinya seterpuruk itu, Amel juga sudah menangis dan terduduk disalah satu bangku disana.

"Arga bangun sayang, kita punya banyak mimpi yang belum diwujudkan, ayo bangun dan wujutin mimpi itu sama-sama, aku mohon," ucap Raisa sambil memegang wajah Arga yang sudah pucat dan tubuhnya yang mulai dingin.

"Raisa cukup!!, kamu nggak boleh kayak gini, kasihan Arga diatas sana," ucap Yusuf sambil menarik Raisa kedalam pelukannya.

"Permisi," ucap Dokter, lalu membawa jenazah Arga dan sontak itu membuat tangis Raisa serta semua orang bertambah.

"Arga," gumam Raisa.

Broken Heart (End)Where stories live. Discover now