J W A

294 21 3
                                    

"Iya hon, aku masih belanja sama Kak Lyra. Masih di Prada habis ini mau ke Chanel. Nanti aku telefon kamu kalau udah mau selesai ya. Okay bye, love you."

"Ok, love you too."

"Kak Gladys masih lama belanjanya?" Belum lima detik Aries menutup telefonnya, perempuan di hadapannya sudah langsung bertanya. Selalu tidak sabar, gumam Aries dalam hati.

"Masih, ya lo paham kan Kak Lyra dan Gladys kalau belanja bisa seharian. Untung enggak tambah Kak Aquila. Bisa-bisa Plaza Indonesia di suruh buka sampai jam 12 malam sama mereka."

"Kak Gladys enggak pernah berubah ya, selalu gila belanja," perempuan di hadapan Aries tertawa renyah.

"Semua perempuan yang gue kenal gila belanja. Ibu, kakak, adik, pacar, tante, bahkan nenek gue gila belanja." Dilahirkan menjadi seorang Jayawardhana yang tidak pernah kesulitan dengan uang membuat Aries tidak kaget dengan kebiasaan belanja berjam-jam para perempuan di keluarganya.

"Gue enggak," jawab perempuan di hadapan Aries sambil menyeruput mango milkshake pesanannya.

"Iya, lo aneh."

"No, that's what makes me special," tandas perempuan itu cepat.

Jawaban tadi membuat Aries tertawa, karena memang perempuan di hadapannya ini berbeda, dan itu yang membuat dia spesial di mata Aries.

Nama perempuan ini Gadis Andinata. Pendek, ceria, tomboi, dan tidak sadar kalau dirinya cantik.

Pertama kali Aries mengenal Gadis adalah waktu mereka sama-sama bersekolah di CIS. Aries di kelas 12 dan Gadis di kelas 10.

Sudah jadi rahasia umum kalau ingin bersekolah di CIS harus memenuhi syarat tertentu, sangat pintar, sangat kaya, atau keduanya. Untuk golongan sangat pintar, terbagi lagi menjadi dua kategori, pintar + kaya dan pintar + tidak kaya. Untuk kategori kedua, itu adalah murid-murid yang masuk CIS lewat jalur beasiswa.

Dan Gadis adalah salah satu murid yang masuk melalui jalur beasiswa pada tahun ajaran baru itu.

Sebenarnya Gadis juga bukan dari keluarga kurang mampu kok, namun memang tidak masuk dalam kategori "kaya" untuk bisa sampai bersekolah di CIS.

Keluarganya bukan old money, tidak pernah tinggal di Menteng, tidak pernah muncul di forbes/prestige/tattler, tidak pernah diundang ke Charity Night Jayawardhana, tidak masuk ke dalam saham blue chip di bursa efek. Intinya, kekayaan keluarga Andinata tidak berada di level yang sama dengan kekayaan keluarga Jayawardhana atau setidaknya berada di level yang sama dengan sebagian besar murid yang bersekolah di CIS.

Aries masih ingat saat pertama kali mengenal Gadis, kalau boleh dibilang ini bukan cerita yang menyenangkan.

Waktu itu tahun ajaran baru sudah sebulan berjalan, tapi Gadis baru pertama kali ke kantin saat jam istirahat, alasannya adalah mamanya lupa membuatkan bekal karena kesiangan, jadilah Gadis makan di kantin.

Hal pertama yang Gadis sadari adalah kantin sangat ramai! Gadis dan salah satu temannya, Yonas, yang juga murid beasiswa bingung mau duduk di mana karena kayaknya semua meja sudah terisi.

Tapi ternyata ada satu meja yang kosong, letaknya tepat berada ujung, terkesan eksklusif. Gadis heran, kenapa ada meja kosong yang cukup untuk sepuluh orang dibiarkan kosong begitu saja. Gadis yang tidak tau apa-apa dan sudah sangat kelaparan akhirnya menyeret Yonas untuk duduk di meja kosong itu.

Tanpa sadar, kantin yang tadinya ramai, perlahan-lahan berubah menjadi bisik-bisik pelan dan benar-benar menjadi sunyi saat enam orang murid laki-laki datang dan melihat meja mereka sudah ditempati oleh dua orang asing.

the jayawardhanas ; ensemble castsWhere stories live. Discover now