Para siswa yang melihat aksi Sarah pun hanya diam tak berkutik. Tidak ada yang berani melerainya.

"Git, Fio bawa dia. Kita abisin dia," Sarah berjalan dengan angkuh, lalu dibelakangnya Gita, dan Fio mengikuti dengan menarik Agatha.

.

Arka baru saja keluar dari mobilnya. Hari ini ia membawa mobil karena cuaca hari ini yang sepertinya tidak menentu. Ia pun berjalan melewati para siswi yang terus saja mengaguminya. Saat berada di koridor ia mengernyit, kenapa ramai sekali di mading. Ia berjalan ke arah mading.

Ia terbelalak tak percaya. Dengan kesal ia pun mencabut kertas dan juga foto-foto itu.

Para siswa terkejut dengan aksi Arka yang menurut mereka itu kasar.

Dengan emosi, Arka bertanya, "Siapa yang buat berita ini?" Para siswa pun terdiam. Mereka takut, Arka yang sedang tersulut emosi itu lebih seram daripada setan manapun. "JAWAB!" Bentaknya.

Salah satu siswi menjawab dengan terbata, "A-anggota c-club m-musik. Merilyn Gissella."

"Shit," umpatnya pelan.

"Kalian semua BUBAR!" Dengan cepat mereka yang mengerumuni mading pun pergi ke kelas mereka masing-masing.

Wah secepat itukah mereka menurut.

Arka pun berjalan menuju ruang club Musik.

Ia takut berita ini tersebar dan terdengar oleh Agatha. Ia tidak mau hal itu terjadi. Ia takut jika ada yang sampai menjudge Agatha yang tidak-tidak. Karena berita yang tertempel di mading itu bukan hanya memberikan berita namun juga secara tak langsung menuduh Agatha yang telah bolos bersamanya kemarin. Ia tak peduli dengan reputasinya.

Tetapi ia tidak tahu jika Agatha telah melihat bahkan membacanya.

"Apa salahnya sih kalo gue yang bolos, gue juga manusia kali," gumam Arka.

.

Brak...

Arka membuka pintu ruang club Musik dengan keras. Sampai yang berada di dalam ruangan itu terkejut.

"Lo mau ngapain ke sini Ka? Ada perlu sama gue?" Reza yang kebetulan ketua club Musik pun terkejut, bagaimana tidak, Arka datang tiba-tiba membuka pintu dengan keras.

"Gue mau tanya siapa Merilyn Gisella?" tanya Arka dengan raut wajah tenang.

Seorang gadis ber pita kupu-kupu dengan rok diatas lututnya yang ketat sedang terduduk dipojokan dengan teman disebelahnya yang tengah memegang stick drum. "Gimana dong, gue kira dia gabakal marah," bisik gadis berpita itu.

"Ya elonya oon, ngapain buat pengumuman kek gitu segala, lo lupa? yang lo hadepin itu Arka. Sana minta maap lo sama dia, tapi gue gak yakin sih Arka maafin lo," balas gadis yang sedang memutarkan stick drum dijarinya ikut berbisik.

"Ihh gimana dong Dir?!" Panik nya.

"Yang namanya Merilyn disini siapa coba?"

"Gue."

"Yaiyalah cepet sono, kena amuk baru tau lo," ucap Gadis yang disebut Dir itu.

"Ah lo mah kaga solid,"

"Ohh, si Lilin. Tuh yang lagi di pojok," ucap Reza menjawab Arka.

Arka langsung menatap ke arah gadis bernama Merilyn itu.

"Sana, dicari bebep idaman lo tuh," balas Dira sembari menahan tawanya.

"Lo gantiin gue dong," ucap Merilyn menggoyangkan lengan Dira dan itu tak luput dari penglihatan Arka.

"Ogah lo yang salah," tolak Dira. Akhirnya Merilyn menghampiri Arka dengan setengah hati.

"Oh elo," Arka mengulurkan tangannya.

Merilyn mengernyit heran. Mau ngapain sih? Salim? Pikirnya.

Gadis itu pun menjabat tangan Arka.

"Congratulation, tulisan lo di mading sukses, dan terkenal di sini. Gue sampai takjub," ucap Arka dengan wajah datarnya lalu bertepuk tangan.

Prok prok prok

"A-anu a-ada apa ya?" Tanya Merilyn terbata.

"Gue tanya sama lo, apa sih gunanya nulis pengumuman kayak begini?" Ucap Arka sembari mengangkat kertas yang ia cabut di mading. Merilyn hanya diam membisu. "Ini lo nulis pengumuman itu tujuannya mau nuduh apa fitnah sih? Ada kata pelet segala,"

"Maap fitnah sama nuduh itu sama aja ya pak Ketos!?" Sahut Reza sembari menahan tawa.

"Diem lo Za," Reza pun langsung kicep jika ditatap tajam seperti itu.

"G-gue cuman g-gamau reputasi l-lo turun--"

"Bahkan gue sendiri gak peduli sama reputasi gue. Kenapa jadi lo yang ribet?" Potong Arka membuat atmosfer di ruang musik menjadi tegang. "Mau gue bolos, ataupun merokok sekali pun itu bukan urusan lo!" Semua yang berada di dalam ruang itu pun terkejut, mereka tidak mengira jika Arka akan berbicara seperti itu. Mengingat ia adalah ketos yang sangat sopan berbicara.

"M-maaf gue c-cuman mau--"

"Caper?" Potong Arka lagi, ia sudah dapat membaca pikiran orang seperti ini. Sangat mudah terbaca. "Gue tanya sama lo, udah berapa kali lo bolos?" tanya Arka

Merilyn hanya diam dengan kepalanya yang meunduk.

"Mau gue beliin kaca, biar lo bisa ngaca? Oh, atau mau gue buatin berita juga?" ucap nya tenang namun tajam.

Merilyn mendongak dan menggeleng keras. "E...engg--"

"Gue mau lo hapus rumor buatan lo itu secara permanen! kalo nggak, lo akan tau akibatnya," Arka pun melangkah ke arah pintu dengan kedua tangan dimasukan kedalam saku celananya. Namun sebelumnya "oh iya, gue tau lo itu pinter, lo pasti paham kan apa yang gue omongin tadi?! Ohya Za jangan bolos lo! nanti nama lo tiba-tiba ada di mading kayak gue," ia pun keluar dari ruangan itu. Hari ini sudah berapa kalimat yang ia keluarkan?

"Sindiran keras ya bro!" Jawab Reza lalu tertawa. Ia menatap ke arah Merilyn yang masih saja terdiam. "Ckck. Beruntung lo punya suara emas, kalo enggak udah gue keluarin lo dari Club Musik," lanjutnya lalu keluar dari ruangan itu.

"Gila ya lo Lin. Nekat," ucap salah satu siswi di ruang itu.

Dira menepuk bahu Merilyn. "Hebat! Lo udah berani tanggung resiko," Dira pun pergi dari ruang itu.

Kriing...

Bel masuk pun berbunyi nyaring. Para murid pun mulai memasuki kelasnya masing-masing.

.
.
.
.
.

Tbc

Maaf ini orng bolos aja ampe di umumin😃😭

Ekhem. Ayoo vote & commentnya!!!
Buat yang udh mulai ujian akhir semester semangat yaa!😃

ICE GIRL (HIATUS)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz