Chapter 50

223 21 3
                                    

✨Happy Reading✨
.
.
.
.
.
.
.

Regan pun tersenyum, dan tak lama raut wajah nya berubah menjadi serius, "kita akan ke Stanford, Amerika. Kita lakukan terapis disana," seketika raut wajah semuanya menjadi sulit diartikan.

Udara terasa dingin saat itu, raut wajah Agatha sangat sulit diartikan, ia menatap Regan, "are you serrius?" dengan pelan ia berkata.

Regan menghela nafas, "yeah, apapun yang terbaik untuk kamu," sembari mengelus rambut Agatha.

Agatha pun menatap Teman-temannya, termasuk kekasih nya-Arka. Arka hanya tersenyum dan mengangguk pelan.

Regan menatap ketiga orang itu, mengisyaratkan bahwa mereka ingin bicara empat mata. yang ditatap pun mengerti, segera mereka keluar dari ruang Rawat.

hingga tersisa lah Regan dan Agatha.

"Papa mohon kamu setuju dengan keputusan papa, karena papa gak mau melihat kamu sedih lagi. Dokter juga menyarankan hal yang sama pada papa. I know you can't leave your friend now, and ofcourse your boyfriend. But, kamu harus bisa Survive dari masalah kesehatan kamu. Sampai kamu sudah bisa hidup normal seperti biasanya, kita bisa pulang lagi ke sini, Tanah air kita," jelas Regan sembari mengusap pipi Agatha lembut

kini gadis itu pun menunduk, ia bingung harus bagaimana, karena ia sudah mulai membuka hatinya untuk Arka, ia juga sudah dapat bersenang-senang dengan kedua temannya. Disaat ia ingin menata ulang kehidupannya, ia malah harus meninggalkannya, untuk kesehatannya. ia sudah mulai nyaman dengan teman-temannya. ia rasa harus membicarakan hal ini pada teman-temannya. Agatha pun mendongak, "Pah, boleh kasih aku beberapa saat buat memutuskannya?"

Regan pun mengangguk, "jangan terlalu lama ya, waktu kita tidak banyak."

gadis itupun mengangguk, "boleh tolong panggilkan temen-temen aku pah? aku pengen ngomong dulu sama mereka."

Regan pun tersenyum dan mengangguk, setelah itu ia pun keluar tergantikan oleh Teman-teman Agatha yang memasuki ruang Rawat, tapi ternyata sudah bertambah orang, Zio muncul di belakang Verra.

Agatha dibuat gagal fokus oleh Arka. bagaimana tidak, Lelaki itu berjalan dengan Gagah dengan sorot mata dan senyuman yang lembut, siapapun yang melihatnya pasti sudah meleleh dibuatnya, Agatha sedikit tersenyum, Arka begitu keren ternyata! lelaki itupun tepat berdiri di samping kasurnya.

"hallo adek tercinta!" sahut Zio dengan senyum yang lebar sembari memberi buah tangan. "nih buat lo, biar keadaan lo cepet pulih, biar gue bisa jailin lo lagi!" sebenarnya Zio sebal melihat Regan ada disini, jujur saja dia sangat enek, karena pria itu berbuat dosa besar dengan mamanya. tapi apa boleh buat, dia harus bisa tenang, ia tidak mau Agatha memandang jelek terhadapnya hanya karena ia membenci Regan.

"hai kakak terbrengsek!" balas Agatha dengan senyum paksa.

alis Zio terangkat, terkejut dengan perkataan Agatha yang sangat diluar perkiraan BMKG. Ia menerima dengan legowo atas nama panggilannya, ia memang brengsek. Bisa-bisanya ia pernah menyukai bahkan merebut first kiss adiknya. tapi kan itu karena ia belum tahu kalau Agatha adalah adik se-ibu nya, jadi gapapa kan?

Verra dan Syifa pun hampir saja tertawa jika mereka tidak melihat tatapan tajam Zio yang siap-siap membunuh mereka jika mereka tertawa.

"gue mau ngomong sebentar, soal gue yang bakal pindah untuk terapis di Stanford. Sebenarnya gu-gue u-udah nyaman disini, gue masih bingung, apa yang harus gue putuskan. J-jujur gue gak bisa ninggalin kalian di sini,
kalian udah gue anggap sebagai keluarga baru gue, jadi menurut kalian gimana?" tanya Agatha dengan wajah bingung.

ICE GIRL (HIATUS)Where stories live. Discover now