Chapter 40

1.5K 137 10
                                    

✨Happy reading✨
.
.
.
.
.
.
.

Matahari muncul dengan cepat, langit berubah membiru, lalu kicauan burung semakin terdengar jelas memenuhi pendengaran gadis yang masih tertidur dengan lelap.

Perlahan ia membuka matanya dan melihat jam dinding yang menunjukkan angka setengah enam pagi. Ia pun dengan malas pergi ke kamar mandi. Setelah itu ia pun bersiap dengan seragamnya.

Tok tok tok

Ketukan Pintu terdengar jelas. "Tha?" Ia mengenal betul bahwa itu suara Rino, ah ia lupa jika hampir setiap hari Rino memberinya sarapan buatan ibunda nya. Agatha membuka pintu itu, "ini mama gue buatin sarapan untuk lo, jangan lupa di makan, mama gue bikinnya dengan sepenuh hati!"

Agatha memutar bola matanya malas, "hmm ... makasih."

"Yoi sama-sama, yaudah gue balik ya," ucap Rino setelah itu lelaki itu pergi meninggalkan Agatha yang tengah memegang sepiring nasi goreng. Setelah masuk ke kamarnya Ia memakan nasi goreng itu dengan semangat, ia senang setidaknya ia dapat merasakan masakan seorang ibu. Dan ini sangat enak.

Tak lama ia keluar dari Kamar dan melangkahkan kakinya menuju Halte. Semenjak ia mengatakan  bahwa Arka adalah kekasih nya di depan Rino, lelaki itu sedikit menjaga jarak terhadapnya, biasanya lelaki itu selalu menawarkan tumpangan kepadanya untuk pergi ke sekolah bersama, tapi kini tidak. Agatha tidak bermaksud ingin di tawarkan tumpangan oleh Rino, ia hanya merasa ada yang berbeda.

Saat ia baru melewati gerbang Kosan, ternyata Arka sudah menunggu dengan menduduki kap mobilnya.

"Hai," sapa nya.

"Ngapain lo disini?" Ketus Agatha yang masih kesal dengan kejadian kemarin.

"Lo masih marah ya sama gue? Gue minta maaf ya karena bikin lo marah, tapi gue mohon jangan jauhi gue oke? Sekarang lo berangkat bareng gue ya?" Ucap Arka lembut.

Agatha menghela nafas "gue maafin lo, walaupun lo emang gak peka."

"Eh tapi emang gue siapanya Arka bisa seenaknya marah karena cemburu? Eh ... bentar, cemburu? Idih Itu bukan lo banget Tha. Udah sekarang lo lupain yang kemarin" lanjutnya dalam hati.

"Eh enggak usah dipikirin, gue udah maafin lo kok."

"Ha? O-okey sekarang berangkat bareng gue ya?" Agatha pun hanya mengangguk malas.

Akhirnya mereka pun berangkat bersama.

Hanya ada keheningan diantara mereka. Tak lama Arka membuka suara, "eum ... kemarin gue tanya Lucy soal siapa yang memasukkan alat kontrasepsi ke tas gue, awalnya dia nolak ngomong, tapi gak lama akhirnya dia ngasih tau kalo dia dipaksa sama Sarah," jelas Arka dengan mata yang terfokus ke depan.

"Apa dia mau jadi saksi?"

"No, dia gak mau, karena Sarah ngancam akan melakukan suatu yang buruk ke adiknya semisal dia ngaku soal ini. Walaupun dia juga tetap bersalah. Gue dengar dari Fio, sepulang sekolah Sarah akan pergi ke tempat janjian dia sama bu Aisyah."

"Fio? Bukannya dia—"

"Teman dekatnya Sarah? gue pun gak tau tiba-tiba dia datengin gue dan ngomong hal itu."

Mereka berdua pun larut dalam pikirannya masing-masing.

"Sepulang sekolah gue akan ikutin kemana Sarah akan pergi, bisa aja gue dapat info. Gue harap lo juga ikut Tha."

Agatha tampak berfikir sejenak setelah itu ia pun meng-iyakan ajakan Arka.

Tak lama sampailah mereka di Sekolah Angkasa. Selepas itu mereka pun pergi ke Kelas masing-masing.

ICE GIRL (HIATUS)Where stories live. Discover now