Bagian 46 : blood

154 18 4
                                    

Pria dengan jaket berwarna hijau gelap nampak berjalan memasuki kantor polisi. Tak lupa kupluk jaket nya selalu ia pakai untuk menutupi wajahnya.

Pria itu tak lain dan tak bukan adalah Soojin. Anak satu-satunya dari tuan Lee,  namun Soojin bukanlah anak kandung tuan Lee melainkan ia di adopsi dari panti asuhan.

Karena alasan itulah Soojin sangat sayang pada ayahnya, karena tuan Lee satu-satunya orang yang ia punya.

Dan hari ini, hari pertama ayahnya di penjara. Bukan penjara biasa, melainkan penjara khusus yang sesuai dengan pelanggaran berat yang ayahnya lakukan.

Soojin ingin menjumpai ayahnya hari ini, dan nampak ia sekarang sedang menunggu di sebuah ruangan. Tak lama kemudian seorang polisi datang membawa ayahnya.

"Appa! " seru Soojin dengan tersenyum. Ia betul-betul merindukan ayahnya.

Namun lain halnya dengan Soojin yang senang bertemu dengan ayahnya, tuan Lee sendiri justru hanya memasang wajah datarnya.

Tak mendapat respon apa-apa dari tuan Lee membuat Soojin sedih. Pria itu nampak menunduk dengan senyuman kaku.

"Untuk apa kau kemari? " tanya tuan Lee, lebih terdengar seperti 'pergilah dari sini'.

Soojin menatap ayahnya, "Aku merindukan ayah. "

Tuan Lee terkekeh, "Hanya itu? Omong kosong. "

Soojin tentu saja tertampar. Ia merasa sakit hati, bukannya mendapat pelukan atau perlakuan baik seorang ayah, ia justru tidak berharga dimata ayahnya.

"Ayah, kenapa kau berkata seperti itu? Apa aku sudah membuat kesalahan? "

"Ya! Kau bersalah, kau selamanya membuat kesalahan. Kau tidak berguna. Pergilah, jangan jumpai aku lagi! "

Tuan Lee beranjak dari kursinya, polisi yang melihat itu segera mengantarnya kembali pada selnya.

Soojin terdiam. Seperti baru saja dihantam beribu-ribu meteor. Ia rapuh dengan ucapan menusuk ayahnya.

Ia mencengkram tangannya dan segera berdiri meninggalkan tempat itu.

Saat melewati pintu keluar kantor polisi, Soojin berpapasan dengan seseorang yang dapat ia lihat dari ekor matanya  bahwa sosok itu adalah orang yang ia kenal.

-----

Karena keberadaan si penembak misterius belum diketahui. Kim Taehyung dan Jeon Jungkook nampak berdiskusi saat ini.

Keduanya nampak berpikir darimana mereka akan mulai mengusut si penembak ini.

"Dimana tuan Lee ditempatkan? " tanya Taehyung.

"Aku rasa di kantor polisi besar di Seoul, tempat dimana para narapidana kasus berat ditempatkan. " ujar Jungkook.

"Aku akan mengunjungi tuan Lee, "

"Hari ini? " tanya Jungkook.

Taehyung mengangguk, "Bisa jadi jika orang itu adalah orang terdekat tuan Lee, maka hari ini orang itu akan mengunjungi tuan Lee. "

Jungkook mengangguk. "Kau benar, kalau begitu aku ikut denganmu. "

"Jangan, kau belum pulih betul, biar aku saja lagipun Eunbi juga pasti tidak mengizinkan kau untuk ikut, "

Jungkook mendesah kecewa, "Baiklah. Jadi, kau akan pergi sendiri? "

Taehyung mengangguk. "Akan ku kabari jika mendapat petunjuk disana. "

Setelah beberapa menit perjalanan, akhirnya Taehyung sampai di kantor polisi besar di Seoul.

Pria itu nampak memarkirkan mobil sedannya dan masuk kedalam sana. Namun saat memasuki pintu depan, ia rasa seseorang yang berpapasan dengannya nampak mencurigakan.

PSHYC - JJKWhere stories live. Discover now