Bagian 8 : fake

2.4K 166 9
                                    

Musim dingin.

Ini sudah musim dingin, tapi entah kenapa aku selalu merasa gerah.

Apalagi jika rasa khawatir itu datang menghantui ku, rasa-rasa nya tubuhku bekerja dengan cepat sehingga membuat keringatku bercucuran tidak jelas di musim dingin seperti ini.

Aku melipat kedua kaki ku, lalu kemudian memasang headset pada kedua telingaku.

Ku biarkan musik ballad berputar didalam sana.

Setidak nya membuat rasa khawatir ini sedikit reda.

Aku menutup kedua mataku, kemudian membuka nya kembali setelah merasakan sebuah tangan hangat mendarat di jidatku.

"Um, kenapa, bu? " aku mencabut headset dari telingaku.

"Kau demam, ya? ", aku tersenyum tipis sebagai balasan dari pertanyaan wanita paruh baya itu.

"Ibu akan berbelanja di pasar, kau di rumah dulu, ya?"

Mataku membulat seketika, "I-ibu akan keluar?! "

Beliau mengangguk, "Ani-ani, andwae! " larangku. (Tidak-tidak, jangan!)

"Ya, wae geurae? Kalau eomma tidak pergi lalu siapa, huh? " (Tapi kenapa?)

"Pokoknya tidak boleh, biar aku saja! ", segera aku berdiri dari tempat ku.

"Tapi kau 'kan sedang sakit, Eunbi-ya", ujar Ibu.

Aku menggeleng cepat, "Tidak. Pokoknya Ibu tidak boleh keluar! "

"Iya, tapi apa alasan mu melarang Ibu keluar? Tidak biasa kau begini", Ibu menatapku heran.

"Ak-aku... ", sial otak ku benar-benar tidak bekerja di musim dingin.

"Ada-ada saja, sudah sekarang Ibu akan pergi.", sebelum akhirnya aku melarang beliau lagi beliau kembali berujar, "...dan jangan larang Ibu! "

Baiklah aku kalah, aku benci sifat keras kepala Ibu.

Ibu segera menghilang dari pandangan ku, aku hanya bisa menunduk lesuh sembari menutup kedua wajah ku.

Aku bingung harus apa sekarang!

Ya, Yoona eonni. Aku harus menghubungi nya.

[Tut.. Tut]

[Yeoboseyo?] (Halo?)

"Ne, yeoboseyo. Yoona eonni aku-"

[Maaf, Yoona sedang tidak di rumah.]

"Ne? la-lalu... "

[Tut.. Tut]

Belum sempat ku selesaikan perkataan ku, sambungan telepon itu diputuskan oleh orang yang mengangkat telepon Yoona eonni.

Siapa dia? Bagaimana bisa ponsel Yoona ada padanya? Kalau pun itu Donghan, pasti suara nya akan terdengar berbeda.

Lupakan.

Sekarang aku kembali ke masalah, aku yakin Ibu sekarang sudah di pertengahan jalan.

Aku menggigit kedua jariku risau, bingung dengan siapa aku harus meminta tolong.

Lagi pun, Ibu benar aku memang tidak cukup kuat untuk keluar di musim dingin seperti ini.

-

Wanita paruh baya itu berjalan di sekitaran gang kecil sembari menenteng beberapa barang belanjaan nya dari pasar tadi.

PSHYC - JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang