Bagian 27 : minded

654 46 0
                                    

Play : [수지 Suzy– I Love You Boy]


Gadis itu menatap lurus ke depan sana, tepat ke sebuah jendela besar yang tirainya terbuka menampakkan langit kota Seoul pada malam hari.

Sebuah alunan musik berbunyi, lagu mellow yang cocok dengan suasana hatinya saat ini.

Bermacam-macam masalah seolah terputar kembali di pikiran Eunbi bagaikan kaset yang di putar ulang.

Tentang Jungkook dan Ibunya, dan juga Taehyung. Gadis itu berpikir kapan ia bisa lepas dari semua ini, seolah-olah Tuhan sedang menguji kesabarannya di level berat.

Gadis itu bahkan merindukan Jungkook saat ini, ia melirik ke sebelah kirinya tepat diatas sebuah meja, disana terdapat foto pernikahan keduanya—Eunbi dan Jungkook—yang terpampang di bawah sinar lampu tidur yang remang. Keduanya nampak tersenyum bahagia, dan Eunbi tahu itu senyum palsu. Ia tersenyum kecut melihat foto itu.

Napas berat menghembus dari bibir mungilnya, dia benar-benar seperti kehilangan sebuah semangat. Walau ia tahu, mungkin saja Jungkook tidak benar-benar mencintainya, tapi apapun yang Jungkook buat selalu membekas di ingatan Eunbi.

Kemarahannya yang kadang-kadang, sikap dingin yang mampu membuat Eunbi ciut, dan terkadang sikap manis yang sangat membuat Eunbi terbawa perasaan. Jungkook sangat labil, pikir Eunbi.

Ia tersenyum melihat foto pernikahan palsu itu. Eunbi memegang tengkuknya, merilekskan otot lehernya yang cukup tegang akibat hari yang melelahkan. Gadis itu berdiri dan menutup tirai jendela. Lalu kembali ke kasur dan menutup dirinya dengan selimut.

"Cepatlah pulang, kook... "

Suara burung-burung kecil menciut terdengar, membuat Eunbi mulai tak nyaman dari tidurnya. Gadis itu bangun, dan membuka matanya perlahan ternyata cahaya matahari sudah menembus gorden abu-abu itu.

Eunbi menguap dan bangkit dari kasurnya, mengikat setengah rambut sebahunya yang mulai panjang. Melangkah untuk membuka kain jendela apartemennya sehingga dengan sekali sentakan cahaya matahari menyerang penglihatannya. Begitu juga, burung-burung yang bertengger pada sisi jendela apartemennya juga pemandangan kota dibawah sana yang mengingatkan Eunbi bahwa hari ini ia harus kembali kuliah.

Gadis itu menghembuskan napasnya perlahan, lalu meraih handuk putihnya dan masuk kedalam kamar mandi.

Gadis itu berangkat menggunakan taksi. Dan tak seperti hari lain, Eunbi tidak menemukan Yoona yang biasa membuang sampah di pagi hari. Namun gadis itu tak mau terlalu pusing, masalah yang kemarin-kemarin saja masih menjadi sarang laba-laba di pikiran Eunbi. Ia hanya kasihan pada otak kecilnya yang akan stress jika menampung seluruh pikiran dan kejadian-kejadian menyedihkan.

Gadis itu melangkah masuk ke kampusnya, melaksanakan pembelajaran seperti biasa. Begitu pun dengan istirahat kelas, gadis itu bukan melangkah ke kafetaria melainkan membawa dirinya menuju rooftop.

Eunbi membuka pintu didepannya, angin pagi Seoul yang lumayan kencang langsung menhampar wajah putihnya.

Gadis itu melirik sekitar, tidak ada siapa-siapa. Ia menyerukan kata syukur dalam hati.

Ia mengambil bagian sisi pinggiran rooftop, duduk disana dan menyandarkan punggungnya pada tembok yang menjadi pagar rooftop itu. Ia menutup matanya, menghirup udara sebanyak-banyaknya.

Sehingga ingatan tentang semuanya, kembali memutar di pikiran Eunbi.

Gadis itu merasa sesak, dan kemudian ia terbangun pada sebuah ruangan.

PSHYC - JJKUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum