Bagian 42 : statement

214 32 1
                                    

Keadaan Jungkook semakin membaik, walau beberapa luka di tubuh dan wajahnya masih terlihat jelas. Namun pria itu memiliki fisik yang kuat sehingga kemarin dia sudah dipindahkan ke kamar inap.

Dan saat ini, Eunbi tengah membantu Jungkook memakai kemejanya. Walaupun terlihat sedikit canggung, terutama badan atltetis Jungkook yang terpampang polos dimatanya.

Jungkook sendiri bertingkah biasa saja. Dan memang hal itu seharusnya wajar untuk keduanya, apalagi sudah berstatus suami-istri.

Taehyung, Yoona dan nyonya Choi sedang keluar. Mereka juga tengah bersiap untuk mendatangi sidang hari ini.

"Sudah selesai. " Eunbi menjauhkan tubuhnya dari Jungkook. Disitu gadis itu bisa bernapas lega.

"Terimakasih. " pria itu tersenyum.

Eunbi salah tingkah dibuatnya. Semuanya kembali terasa canggung. Sekarang Jungkook berusaha turun dari brankarnya, mau tak mau Eunbi harus membantu mengingat kondisi Jungkook yang masih harus didampingi.

"Kook, kau yakin akan datang? " tanya Eunbi memastikan. Ia tak cukup yakin, takut sesuatu terjadi pada Jungkook.

Jungkook mengangguk. "Aku baik-baik saja. Aku harus kesana memberikan pernyataan, kalau tidak orang itu akan bebas. "

Eunbi mengiyakan perkataan Jungkook. Mau tak mau ia memang harus memberikan pernyataan sebagai korban.
Tak lama kemudian, pintu kamar inap Jungkook terbuka. Disana ada Taehyung, nyonya Choi dan Yoona.

"Wah, Jungkook-ah, kau yakin akan datang? " tanya Yoona memastikan.

Jungkook mengangguk yakin.

"Kita juga harus memberikan pernyataan bukan, bibi? " Taehyung menoleh kearah nyonya Choi.

Nyonya Choi mengangguk. "Ya, kita akan memberikan pernyataan. "

"Aku harap tuan Lee tidak bebas dari kesalahannya. " cemas Eunbi.

---

Terlihat pria paruh baya dengan setelan berwarna hijau pudar khas penjara itu menemui seorang wanita karier yang mengenakan jas berwarna creamy.

"Kau harus memenangkan sidang ini. Aku akan membayarmu lebih mahal. " ujar pria tua itu sambil menatap kesekeliling. Polisi yang menjaganya berdiri diluar sehingga ia harus berbicara secara bisik-bisik.

Wanita didepannya nampak menimbang. Tidak mungkin ia menolak tawaran tersebut, tapi ia juga tidak bisa menjamin akan memenangkan kasus yang sudah jelas kesalahannya. Terlebih lagi, disana adiknya ikut terlibat.

"Aku... tidak jamin, " ujar Soul sambil menatap tuan Lee dengan tatapan ragu.

Tuan Lee mengernyit. "Apa maksud-", ia memelankan volume suaranya, "Apa maksudmu?! ".

"Aku tidak bisa jamin, kau tahu, kesalahanmu bukanlah hal yang harus dipecahkan. " jelas Soul.

Tuan Lee nampak berdecih. "Kau ini pengacara atau bukan? Kau tidak tahu kalau aku membayarmu dengan mahal? " ujar pria tua itu berbisik dengan emosi tertahan.

Jung Soul menghela napasnya. Ia sedikit takut, maka itu ia segera meninggalkan tuan Lee.

Namun tangannya segera di cegat. Wanita itu langsung memberinya tatapan tak suka dan berusaha menarik tangannya dari cegatan pria tua itu.

"Jangan main-main denganku, Soul. " ancam tuan Lee.

Walaupun berstatus tahanan, tuan Lee masih sangat berani memberikan ancaman bahkan pada pengacara nya.

Soul menelan salivanya susah payah. Lalu saat dirasa cegatan tangan itu meregang ia segera menarik tangannya dari sana dan pergi.

Polisi yang menyadari itu lalu masuk dan ikut membawa tuan Lee menuju ruang sidang.

PSHYC - JJKDove le storie prendono vita. Scoprilo ora