Bagian 24 : adrenaline

925 67 0
                                    

Entah kenapa semuanya terjadi begitu cepat. Eunbi mengetahui semuanya—tentang masa lalu Jungkook.

Dan sekarang, disini gadis itu berdiri. Di atap kampusnya, pukul tujuh malam. Gadis itu menegadahkan kepalanya keatas, menatap manik-manik bintang yang kelap-kelip diatas sana.

Memori tentang Jungkook berputar dikepalanya, gadis itu menutup matanya.

"Aku sakit eun.. Sakit sekali, waktu itu.. "

Perkataan Jungkook teringat kembali. Eunbi merasa sakit mendengar itu. Ia tahu, Jungkook memang baik. Namun masa lalu lah yang membuat keadaannya memburuk.

Gadis itu menghembuskan napasnya, ia lelah dengan semua ini. Bahkan, entah sampai kapan ibunya akan kembali.

Perlahan, ia berjalan mendekati bibir atap. Memegang besi yang menjadi pembatas bibir atap itu, besi yang terasa dingin di malam hari.

Rasanya ia hanya ingin seperti ini terus. Diam, tenang, tidak ada masalah. Tapi, semua seolah ekspetasi yang tak akan pernah seorang Choi Eunbi gapai.

Perlahan, orang-orang terdekatnya juga menghilang. Ayahnya, Ibunya, lalu Taehyung, dan mungkin Yoona dan Jungkook pun akan pergi.

Eunbi ingin menangis, namun tidak bisa. Rasanya produksi air matanya memang mengering. Ia terlalu lelah untuk terisak.

Tiba-tiba tubuh gadis itu tertarik kebelakang, membuatnya tersentak dan langsung jatuh kedalam dekapan seseorang.

Harum maskulin menyeruak masuk kedalam indera penciumannya. Wajahnya bertabrakan dengan dada bidang itu, namun ia tidak tahu siapa pemiliknya.

Sadar, gadis itu segera melepas dekapan orang itu.

"Kau gila?! Mau bunuh diri, eoh?! Kau sudah lelah dengan hidupmu?! " pertanyaan yang tegas dan bertubi-tubi keluar dari mulut seorang pria bertubuh tinggi dengan rambut hitam berponi itu. Kim Yohan.

Eunbi menatapnya sejenak, lalu mengalihkan pandangannya. "Tidak, kau salah paham. " gadis itu mendengus.

Yohan menatapnya tak percaya, "Benarkah? Lalu apa yang kau lakukan malam-malam begini, berdiri di pembatas atap? Kalau kau jatuh bagaimana?! " nada bicara pria itu masih tetap penuh penekanan.

"Tidak, aku tidak ingin bunuh diri! " mau tak mau Eunbi jadi ikut-ikutan menaikkan nada suaranya.

Tangan Yohan berjalan memegang dahi Eunbi, "Kau tidak panas. "

Eunbi mengernyit, "Apa maksudmu? " ia lalu menepis tangan pria itu.

Yohan mendengus, "Tidak tahu berterimakasih. " lalu berjalan keluar dari rooftop.

"Hey, tunggu! " panggil Eunbi lalu mengikuti pria itu.

Entah kenapa, semenjak insiden Yohan menumpahkan minuman dengan tidak sengaja ke baju Eunbi, mereka jadi dekat.

Sekarang, keduanya nampak berjalan keluar dari area kampus setelah dari rooftop tadi.

"Kau naik apa? " tanya Yohan begitu kakinya berhenti pada sebuah mobil hitam yang Eunbi yakin ini miliknya.

"Taksi. " ujarnya singkat lalu akan melanjutkan langkahnya sebelum Yohan mencegat.

"Naik, aku antar pulang. " ujarnya lalu menarik lengan gadis itu masuk kedalam mobil.

Mobil hitam itu melesat membelah jalanan kota Seoul yang sepi.

Eunbi memasuki lift menuju lantai atas, setelah Yohan mengantarnya sampai di lobi tadi.

PSHYC - JJKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang