Bab II: Bos Baru

3.8K 679 98
                                    

Pagi ini Gia sudah duduk cantik di meja kerjanya. Setelah sebelumnya sarapan dengan kenyangnya. Kini Gia sedang fokus dengan layar laptop di depannya. Suara telepon terdengar dan menginterupsi fokusnya, sehingga ia pun segera menjawabnya tanpa menunggu dering berikutnya. 

"Gia, ke ruangan saya," seru Arza dan menutupnya tanpa menunggu lawan bicaranya menjawab. Dengan cepat, Gia bergegas masuk ke ruangan Arza sesuai permintaan bosnya itu.

"Untuk meeting besok tempatnya diganti, jadi di Resto Sky Light dan hubungi klien kita juga kalau tempatnya diubah. Kamu boleh kembali bekerja." Setelah melihat kedatangan asistennya, Arza langsung berucap tanpa jeda, memberikan instruksi yang tak terbantahkan. Mendengar itu, Gia hanya bisa mengangguk dan kembali ke tempatnya.

Bosnya yang impulsif itu kembali berulah. Arza selalu merubah apapun secara tiba-tiba dan selalu memaksa Gia mengikuti kemauannya. Abis kepentok apa itu orang udah berubah lagi, batin Gia.

Bergegas ia menghubungi kliennya untuk menginformasikan perubahan tempat yang diminta oleh bosnya. Atasannya yang satu ini kerap meminta perubahan secara mendadak. Bukan kali ini saja, sebelumnya Arza bahkan pernah meminta Gia merubah proposal penawaran, dua jam sebelum meeting dimulai. Dengan terpaksa Gia pun melakukan revisi proposal tersebut sesuai titah sang atasan.

Arza dan Gandi adalah orang dengan karakter yang berbeda. Gandi adalah tipe orang yang sangat berhati-hati dan teratur. Sementara Arza tipe orang yang suka berubah-ubah dan cenderung sulit ditebak.

Tetapi tenang, bukan Gia namanya jika tidak bisa menghadapi kemauan Arza yang 'ajaib' bosnya ini. Selama dua bulan menjadi personal assistant Arza, Gia selalu bisa memenuhi semua keinginan bosnya yang sering berubah-ubah.

Gia berusaha untuk beradaptasi dengan cara kerja Arza yang bisa dibilang tidak kenal waktu. Bagaimana tidak, terkadang Arza bisa menghubunginya untuk mengirimkan dokumen atau menanyakan progress dari klien yang sedang ditangani oleh perusahaannya di luar jam kerja, seperti ketika weekend atau tengah malam sekalipun. Sehingga untuk mensiasati hal tersebut, Gia sampai membedakan bunyi notifikasi di ponselnya untuk pesan dan panggilan bosnya itu, agar berbeda dari yang lain.

Gia selalu berusaha memberikan kinerja terbaik pada Arza. Karena Gia selalu ingat pesan Gandi untuk selalu membantu Arza yang nantinya akan menggantikan Gandi di posisinya saat ini. Gia pun tidak bisa menolak perintah Gandi, yang merupakan orang yang sangat disegani oleh Gia.

*

Meeting antara klien dengan pasangan Gia dan Arza, kali ini berjalan lancar. Harus diakui kalau si bos nyebelinnya ini memang pandai bernegosiasi. Walaupun awalnya Gia sempat tidak enak dengan si klien karena tiba-tiba mengubah tempat pertemuan secara mendadak. Tapi ternyata hal itu tidak mempengaruhi hasil meeting dan malah si klien terlihat senang. Ekspresi kliennya ini cukup membuat Gia bisa bernapas lega, karena memang selama bekerja dengan Arza hatinya selalu tidak tenang. Terlebih ketika itu berkaitan dengan meeting bersama klien.

Setelah meeting selesai, Gia dan Arza memutuskan untuk kembali ke kantor. Di tengah heningnya perjalanan menuju kantor, tiba-tiba saja Arza menanyakan jadwalnya hari ini. Gia pun menjelaskan apa saja janji yang harus bosnya itu penuhi di hari ini. Kebetulan jadwal Arza hari itu hanya tersisa meeting dengan Gandi di jam tiga sore nanti.

Mendengar penjelasan Gia, Arza secara mengejutkan mengubah arah perjalanannya. Ia meminta kepada driver untuk mengantarkannya ke rumah Gandi dan membatalkan niat awalnya untuk kembali ke kantor. Tentu saja keputusan Arza ini mengejutkan Gia. Ia paham meeting nanti akan dilakukan di rumah Gandi, hanya saja saat ini mereka sudah berada di tengah perjalanan menuju kantor, apa tidak bisa bosnya ini tidak bersikap semaunya.

The Word Called Love (Complete) Move To Dreame/InnovelWhere stories live. Discover now