Bab XXI: Keputusan yang sulit

1.1K 316 57
                                    

Sudah beberapa hari ini Gia terlihat sangat fokus bekerja bahkan sampai lembur hingga malam. Semua orang yang melihatnya akan mengira kalau Arza memberikan banyak pekerjaan pada Gia selama pria itu di luar negeri. Namun, dibalik itu semua ada alasan yang enggan Gia ceritakan pada siapapun.

Ternyata Arza sudah menyadari hal ini. Setelah beberapa hari lalu Ia menolak permintaan Gia untuk pindah ke unit Agro yang ada di Bogor, sikap Gia mendadak berubah. Ia menjadi lebih serius ketika sedang membahas pekerjaan dan jangan lupakan bahwa setiap malam Gia pasti lembur menyelesaikan pekerjaannya di kantor.

Keadaan ini sebenarnya meresahkan buat Arza, tetapi ia memilih untuk tidak bertanya pada Gia. Dirinya takut kalau Gia akan meminta hal yang sama seperti beberapa hari lalu.

Jujur Arza belum siap melepas Gia sebagai asistennya. Bisa dikatakan Arza sudah banyak bergantung pada Gia dalam hal pekerjaan, sehingga agak sulit baginya untuk melepaskan Gia. Belum lagi Arza juga mengkhawatirkan keadaan Gia apabila wanita itu berjauhan dari dirinya.

Bayangan Gia yang pingsan tempo hari selalu mengingatkan Arza bahwa dibalik sikap kuat yang wanita itu tunjukkan tetap saja asistennya itu membutuhkan seseorang disampingnya terlebih wanita itu juga tinggal berjauhan dari keluarga.

Arza juga yakin Gia belum sepenuhnya pulih dari rasa sakit hati akibat pertunangan Andhru dan Belinda. Itu lah sebabnya Arza berulang kali mengingatkan pada Gia untuk memberikan project re-branding cafe Belinda ke tim lain dan bukan Gia yang meng-handle. Arza juga masih memiliki empati untuk tidak memaksakan Gia untuk terlukanya lebih dalam lagi. Karena tidak menutup kemungkinan Gia akan bertemu dengan Andhru, orang yang telah membuatnya patah hati hingga drop seperti kemarin.

Keresahan Arza kini sudah naik level menjadi amarah. Bagaimana tidak, beberapa menit lalu dirinya mendapatkan sebuah email dari Gia. Hal lumrah memang jika asistennya itu mengirimkan email kepadanya. Tetapi judul dari email itu yang membuat Arza marah dan semakin marah ketika membaca emailnya. Tanpa berpikir panjang Arza langsung menghubungi Gia untuk meminta penjelasan dari assistantnya itu. "Gia, what are you fucking doing hah? Udah gila kamu?!" tanya Arza ketika panggilannya sudah dijawab Gia.

Terima kasih sudah membaca cerita ini, untuk tau kelanjutannya bisa melanjutkan membaca melalui aplikasi dreame/innovel, gratis...

Akun dreame: Iennerr

Tetap follow akun ini yah untuk mendapatkan kabar terupdate dari cerita-ceritaku. Sampai jumpa diceritaku selanjutnya

The Word Called Love (Complete) Move To Dreame/InnovelWhere stories live. Discover now