Bab LIII: Memilih Salah Satu

1.1K 162 402
                                    

Hai aku up lagi. Akhir akhir ini banyak banget yang mulai baca cerita ini, cuma yang vote atau comment dikit banget. Bikin aku jadi kepikiran, apa kalian gak suka cerita ini atau gimana sampai untuk vote aja gak mau. Jadi tolong yah teman teman klik vote atau commentnya buat mengapresiasi cerita ini.

Hari yang diimpikan oleh Gia dan Arza akan tiba sebentar lagi. Persiapan untuk menuju hari indah itu sudah rampung diselesaikan. Dengan perasaan berdebar, baik Gia maupun Arza menyambut hari pernikahan mereka dengan rasa bahagia.

Walaupun hubungan mereka baru terjalin sebentar, bukan berarti tidak pernah ada cobaan yang menerpa. Segala bentuk keraguan dan ketidak percayaan baik dari diri mereka sendiri maupun dari pihak luar telah mereka lewati.

Kini kedua orang itu tengah menikmati masa-masa terakhir sebagai lajang, karena esok, status mereka akan berubah menjadi sepasang suami istri.

Sudah seminggu ini mereka dilarang untuk bertemu. Bahkan baik Arza maupun Gia dilarang melakukan panggilan video call. Untuk menelpon saja dibatasi oleh pihak keluarga masing-masing. Alasannya agar ketika nanti mereka bertemu ada rasa rindu. Aneh-aneh saja, bahkan belum sehari mereka menjalani masa pinggitan sudah membuat Arza kelimpungan.

Pria itu bahkan sengaja mengerjakan semua pekerjaannya dan memajukkan semua jadwal meeting-nya hingga dua minggu ke depan. Alasannya adalah agar ketika dirinya cuti nanti tidak perlu diganggu oleh urusan pekerjaan.

Padahal di balik semua itu, Arza ingin mengalihkan rasa rindunya pada Gia dengan bekerja. Agar ia tidak terus-terusan berpikir untuk datang ke apartment Gia dan melanggar janjinya pada orang tua mereka.

Berbeda dengan Arza, Gia justru disibukkan dengan merawat diri. Yah, itu semua atas perintah Karenina dan Ananta. Mereka ingin mempelai wanita nantinya terlihat cantik dan memukau di hari pernikahannya.

Gia sih nurut-nurut saja, toh tidak ada ruginya juga ia merawat dirinya. Ini semua jarang ia lakukan, mengingat padatnya pekerjaan yang Gia lakukan, juga jangan lupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk perawatan ini. Gia akan berpikir beberapa kali sebelum melakukannya.

Kalau ditanya apakah Gia rindu pada Arza, jawabannya sangat rindu. Semengesalkan apapun Arza, tetap saja Gia rindu pada pria itu. Rindu caranya menggombal, rindu wajahnya ketika berhasil membuat Gia kesal, rindu rajukannya ketika membuat Gia marah. Semua yang ada pada diri Arza membuat Gia rindu.
Tapi mana mungkin ia menghubungi pria itu terlebih dahulu, yang ada nanti habis ia ditertawakan oleh Arza. Karena ia dan Arza sebenarnya sedang bertaruh, siapa yang menghubungi lebih dahulu bisa menentukan tujuan mereka ketika honeymoon nanti.

Terima kasih sudah membaca cerita ini, untuk tau kelanjutannya bisa melanjutkan membaca melalui aplikasi dreame/innovel, gratis...

Akun dreame: Iennerr

Tetap follow akun ini yah untuk mendapatkan kabar terupdate dari cerita-ceritaku. Sampai jumpa diceritaku selanjutnya

The Word Called Love (Complete) Move To Dreame/InnovelWhere stories live. Discover now