48. BULLYING

24.7K 1.8K 83
                                    

Happy Reading

•••

Ini awalan dari penderitaan, harap tenang dan ikuti alur tanpa pertentangan

•••

T y p o
bertebaran

Kalo ada salah penempatan kata, huruf dan lain-lain aku minta maaf ya gusyy, baru belajar huhu.

Jangan lupa Vote+coment
Follow ig: st_nyntii


-ALEXIS-

"REA BANGUN" suara Dwi menggema diseluruh penjuru, ia heran karena sedari tadi Rea anak gadisnya belum juga keluar dari kamarnya. Dwi sedang berada di ruang makan menyiapkan sarapan sekaligus menunggu Rea untuk turun dan sarapan bersamanya.

"REA"

"IYA MAMA, REA UDAH BANGUN, MAMA JANGAN TERIAK MULU, BRISIK!" teriak Rea dari dalam kamarnya membuat Dwi menggelengkan kepala.

"Dasar, sendirinya juga teriak." gumam Dwi sambil menuangkan air kedalam gelas kosong.

Tap tap tap.

"SELAMAT PAGI MAMANYA REAA YANG CANTIK MEMPERSONA DAN JANGAN LUPA PASTINYA CETAR MEMBAHANA." teriak Rea sambil berlari menuruni anak tangan dengan senyum merekahnya.

"Rea jangan lari nanti ja---"

BRUKKK.

"HUA MAMA." lihatlah sekarang sungguh miris gadis cantik itu telah terduduk diatas lantai dingin dengan keadaan pakaiannya yang sedikit berantakan dan luka kecil dikakinya. Dwi menghela nafas menggelengkan kepala lelah, belum saja ia menyelesaikan perkataannya dan anak gadisnya itu sudah terjatuh lebih dahulu.

"Mama'kan udah sering ingetin kamu jangan lari-larian, jatuh kayak gini'kan sakit jadinya." omel Dwi yang kini membantu Rea berdiri.

Rea menitikkan air matanya, bagi Rea ini sakit.

"Hiks kaki Rea sakit, Hua sakit Mama." rengek Rea membuat Dwi mengusap puncuk kepalanya.

"Cup cup jangan nangis, Ayo Mama obatin, nanti sore Mama panggil tukang pijat, kaki kamu kayaknya kekilir deh." ucap Dwi yang langsung djangguki patuh oleh Rea. Dwi pun memapah Rea hat-hati menuju meja makan.

"Papa udah berangkat Ma?" tanya Rea mencari posisi duduk yang nyaman.

"Udah, Pagi tadi papa langsung berangkat ke kantor, katanya ada kerjaan yang harus diselesain hari ini juga." balas Dwi membuat Rea mengangguk .

"Kalo kaki Rea sakit kayak gini gimana Rea bisa latihan nari?" tanya Rea dengan nada mengeluh. Rea memang sudah menceritakan semuanya kepada Dwi beberapa minggu lalu, mulai dari Alexis menjadi pacarnya, Perkemahan, hingga Bram pemilik sekolah yang memintanya tampil di acara perpusahan nanti.

"Lho masih latihan Re? Bukannya Besok tampil?" tanya Dwi diangguki Rea.

"Masih Ma, ini latihan terakhir buat percobaan gitu." balas Rea sambil memakan roti isi selai okelatnya.

"Kamu gak usah latihan ya Re." ucap Dwi sambil memasang perban dikaki Rea.

"Ini latihan terakhir Ma." ucap Rea menggelengkan kepalanya.

"Mama tau, tapi kaki kamu lagi sakit gitu gimana bisa latihan hm?" Rea mengerucutkan bibirnya.

"Tapi Ma--"

ALEXIS |Lengkap|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang