Kejutan

908 108 12
                                    

Kenapa tak bilang dari awal saja kalau kamu hanya tamu, yang singgah sebentar lalu pamit pergi?
Jadi aku tak perlu menyiapkan tempat istimewa untuk kamu tinggali...

°°°°°°°°°°

Sandi!

Ya, aku yakin sekali bahwa yang mengirimiku pesan adalah Sandi. Soal dari mana dia mendapat nomorku rasanya tidak perlu dipertanyakan lagi. Pasti berhubungan dengan Icha, entah Sandi memintanya atau mencuri dari ponsel Icha.

Tapi yang menganggu pikiranku bukanlah soal itu. Bukan pula soal barang berharga yang dia temukan di rumahku, karena segala tentang orangtuaku memang selalu berharga, meski hanya kenangan. Aku justru terpaku pada kata Sandi tentang Ed. Apa maksudnya mengatakan itu? Dia bukan orang yang berhak mengatakan soal Ed padaku.

Nomor Sandi kembali mengirimi pesan.

+6282xxx
Aku serius soal Ed. Lebih baik kamu jauhi dia sekarang juga, sebelum kamu tahu lebih banyak. Kamu akan tersakiti lebih dalam. Tolong, percaya sama aku

Lagi-lagi Sandi menyuruhku menjauhi Ed. Sangat tidak masuk akal, apa alasannya mengatakan itu? Aku rasa ini hanya akal-akalan dia saja, supaya aku dan Ed tidak jadi bersama. Sungguh aku benci pada Sandi, tidak cukupkah dia menghancurkan hidupku dulu? Sekarang dia juga mau menghancurkan hubunganku dengan Ed.

"Sayang? Ngelamunin apa?" suara Ed mengangetkanku. Dia telah duduk di sampingku tanpa kusadari.

"Eh... kamu kapan datang?"

"Belum lama, cuma dari tadi aku panggil kamu nggak jawab. Kamu nggak lagi mikir yang jelek-jelek, kan?" Ed tampak khawatir.

"Nggak kok, aku cuma lagi mikirin hubungan kita aja," sahutku sedikit berbohong.

"Kenapa dengan hubungan kita?"

"Aku rasa ini saat yang tepat buat aku ketemu sama orangtua kamu, Ed."

Kulihat Ed membesarkan matanya. Mungkin dia terkejut dengan keputusanku yang tiba-tiba.

"Calla, kamu serius?"

"Serius, Ed. Aku ingin berdamai dengan masa laluku. Aku rasa, dengan memulai sebuah hubungan serius dengan kamu adalah salah satu cara untuk berdamai. Aku ingin fokus menatap masa depan, tanpa harus dibayangi masa lalu."

Selain itu, aku juga tak mau terpengaruh oleh ucapan Sandi.

"Kamu yakin? Calla, udah kubilang aku nggak akan terburu-buru. Kamu bisa mikirin ini masak-masak dulu."

"Ed, aku udah yakin. Aku mau merubah hidupku, dan aku ingin kamu menjadi bagian dari perubahan ini. Bantu aku lepas dari bayangan masa lalu. Aku capek."

Ed tersenyum terharu.

"Terima kasih, Calla. Aku janji akan selalu jagain kamu dan akan kuusahakan sekuat dan semampuku agar kamu selalu bahagia."

Aku mengangguk lega. Kuharap dengan resminya hubunganku dan Ed ke jenjang yang lebih serius akan membuat Sandi berhenti mengangguku. Kuharap pula dengan resminya hubungan kami, akan membuatku benar-benar lepas dari jeratan masa lalu. Sungguh, aku ingin bahagia tanpa dihantui bayangan kelam itu.

Maaf Untuk Lukaजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें