Part 11 -Awal kedekatan-

462 59 9
                                    

"Ketika nyaman mulai ada, rasa ingin bertemu pun bertambah.
Ini hanya tentang sebuah rasa."
.
.
.
.
.
Hai semwahh 👋
Makasih udah vote di part sebelumnya ❤️❤️

HAPPY READING SODARA-SODARA✨

Kalian pernah nyaman sama seseorang? Apa yang kalian inginkan? Rasa ingin bertemu setiap waktu? Merasa sepi di keramaian ketika tidak ada dirinya? Atau merasa rindu ketika ditinggal lama olehnya? Atau bahkan merasa kehilangan ketika kita tidak melihat kehadirannya? Ini hanya tentang sebuah rasa.

Saat ini, Alex sedang berada di apartemen Calista. Menghabiskan sisa waktu hari ini untuk bermain bersama Marcel.

Sementara Calista sedang berada di kamarnya, termenung memikirkan hari-hari yang ia lewati belakangan ini.
Rasanya campur aduk, bahagia, senang, sedih, dan merasa aneh terhadap seseorang yang belakangan ini berinteraksi dengannya.

Bahagia karena menemukan teman-teman baru yang baik, senang karena keinginannya tercapai, sedih karena terkadang mengingat Bandung dan rindu dengan Reno dan Selina.

Pikirannya kini terfokus dengan laki-laki itu. Kadang baik, kadang galak, kadang perduli, kadang dingin, kadang perhatian, kadang tegaan, suka maksa dan suka seenaknya.

"Kayaknya ... Belum tentu sesuai dengan kenyataannya." Calista menatap sapu tangan yang diberikan Gerald waktu itu untuk dicuci. Senyum tipis terukir di bibirnya.

"Kenapa gue kepikiran sama kalimat yang dia ucapin itu, ya? Emang, sih, apa yang terlihat belum tentu sesuai dengan kenyataan. Apa Gerald juga begitu, ya? Sifatnya berubah-ubah," gumamnya pelan.

Seketika terlintas di pikirannya tentang perkataan Gerald waktu itu perihal Rian.

Jika benar dia adalah musuh sekolah Cahaya Bangsa, mengapa Alex tidak pernah bercerita tentang Rian kepadanya.

"Gue tanyain langsung sama Kak Alex aja, deh." Ia bangkit dari kasurnya dan berjalan keluar kamar menuju ruang tamu.

Calista dibuat tercengang dengan keadaan ruangan ini sekarang. Sampah makanan berserakan, kulit kacang bertebaran, dan bantal sofa yang letaknya tidak karuan.

"Heh, lo berdua! Maksudnya apa nih, hah? Jorok banget," serunya emosi.

Kedua pelaku itu menoleh sejenak, namun setelahnya mereka fokus pada layar tv itu. Ya, mereka sedang bermain PS. "Tenang, entar Marcel yang bersihin," jawab Alex dengan entengnya.

Marcel melotot. "Enak aja lo, monyet!" sergahnya tidak terima.

"Gak usah lempar kesalahan, deh. Pokoknya gue gak mau tau, nih semua harus bersih setelah kalian selesai main," putus Calista mutlak.

"Iya, bawel!" balas mereka serempak

Karena merasa kesal, Calista mengurungkan niatnya untuk menanyakan perihal Rian kepada Alex. Ia memutuskan untuk kembali ke kamar, namun terhenti saat mendengar suara bel dari pintu.

Ia berjalan untuk membuka pintu, dan terlihatlah seorang gadis cantik yang datang.

"Hai, Cal," sapa gadis itu tersenyum.

CALISTA [COMPLETED]Where stories live. Discover now