#6. The Beginning of a Ruin

244 77 20
                                    















AKU meraup napasku di dalam air itu dengan rakus. Sambil mendorong tubuh Meredith, aku terjatuh ke lantai kamarnya. Tidak jatuh seperti itu sih, tapi ya—intinya aku terjatuh. Kotak yang berada di pangkuanku juga lepas dan terjatuh di sampingku.

Tubuhku bersandar ke dinding kamar yang berlumut, kepalaku tak ada niatan untuk membaik karena sedari tadi hanya berdenyut dengan tidak santai. Tubuhku kemudian melayang, merasakan dekapan hangat dari sosok Meredith yang menghampiriku. Ia kembali membawaku ke kasur gantungnya dan menidurkanku di sana.

"Tidak apa-apa. Kau di masa lalu memang sedikit kejam, tapi kau tidak kejam kepada orang yang tidak mengusik kehidupanmu, Sayangku."

"Aku membunuh kakekku sendiri?"

Meredith mengangguk tanpa keraguan, ia langsung mengusak surai hitamnya ke leherku. Membuat darahku kembali berdesir. Karena sensasi geli yang menjalar di leher, aku langsung mendorong pundak Meredith untuk menjauh. "J-jangan lakukan itu."

"Kenapa? Aku tau kau suka, dulu pun begitu."

Tak kuhiraukan ucapan Meredith. Lagi-lagi kepalaku sakit, tanganku mengusap pelan keningku yang masih menghangat. Kekuatan Meredith ternyata tidak main-main. Kenapa bisa seperti itu ya? Sebenarnya Séala itu makhluk yang seperti apa sih?

"Kau masih mau melihat masa lalu, Sayang?" Aku mengangguk lemas. Kerang yang menjadi bantal di tempat tidur ini sangat tidak nyaman. Kepalaku malah semakin sakit.

"Aku akan membawamu kembali ke masa awal mula harapan dan impianmu akan hancur."

Mataku langsung menatap Meredith yang tersenyum di atasku, "Awal mula?"

"Lihatlah sendiri, Kira- Sayangku." Dan untuk kesekian kalinya, Meredith meletakkan dahinya di dahiku





























































"Kira,"

Mataku terbuka, menampilkan wajah Chris di hadapanku. Ia berjalan melewatiku dan memelukku dari belakang. Maksudnya memeluk Aku yang lain—yang membelakanginya. Aku yang lain sedang memandang seseorang di dalam sana. Saat aku dekati, ternyata orang itu adalah Felix, yang meringkuk sambil menangis diruangan kosong bak penjara.

"Jangan menyalahkan, Felix."

"Dia harus tanggung jawab karena melepaskan Rhino."

Napasnya memburu, jemarinya berdarah karena digigiti, sosok Aku yang lain sedang menampilkan tatapan nyalang ke satu titik. Pria berambut pirang yang berada di ruangan kosong itu, ke Felix.

"Kau tau, Kira. Setelah kematian kakekmu, para petinggi sudah ragu untuk menempatkanmu di sana karena kematiannya yang tidak wajar. Dan sekarang, kau ketahuan mengencani objek penelitianmu sendiri. Itu adalah sebuah larangan yang berbahaya untuk reputasimu di perusahaan."

"Aku berpacaran dengan Rhino bukan saat dia menjadi objek penelitianku, Chris. Kau jelas tau aku dan dia sudah berhubungan selama lima tahun."

"Aku tau. Tapi posisimu sekarang benar-benar terancam. Mereka tidak akan lagi percaya padamu, Kira."

"Ayahku bisa menikah dengan Ibu, Chris. Ibu bukan dari keturunan resmi Naoto. Tapi Ayah dan Ibu bisa menjadi salah satu petinggi tertinggi karena kemampuan Ayah. Kenapa aku tidak bisa melakukan itu? Kau tau kemampuanku di perusahaan tidak pernah diragukan."

"Berbeda, Kira." Chris mengecup pundak Aku yang lain berkali-kali lalu menghela napasnya, "Kau perempuan. Tidak pantas perempuan pintar dan berkuasa sepertimu mendapatkan suami yang bukan keturunan Naoto. "

"Lalu apa yang akan aku lakukan? Kakek sudah mati, Peter juga sudah mati, Rhino pasti akan menjadi tahanan dan mereka pasti memasukkannya ke penjara bawah tanah. Tidak ada yang bisa menemaniku lagi, Chris. Tidak ada."

"Ada aku. Kau meremehkan keberadaanku ya?"

Tangan Chris menggerakkan tubuh Aku yang lain untuk menghadapnya, lalu menyeka air mata yang keluar dengan derasnya. Kemudian Chris mengecup kening Aku yang lain. Itu membuatku kaget, bahkan Aku yang lain juga sama kagetnya sepertiku.

Keduanya terdiam, begitu juga denganku—yang tentu saja tidak terlihat ini—berada di tengah-tengah mereka yang sedang saling tatap.

"Kau mau menjadi pewaris utama perusahaan, 'kan? Untuk membalas dendammu?"

"Jelas, kau tau jawabannya."

"Menikahlah denganku, Kira." Napasku dan Aku yang lain tercekat... Astaga Chris... "Akan aku pastikan kau menjadi pewaris utama perusahaan."





























































Kepalaku sakit setelah membuka kedua mataku secara paksa dan mendorong tubuh Meredith yang tadi berada di atasku. Hampir saja aku terjatuh dari kasur gantungnya.

"Aneh." Sekarang kepalaku dipijit oleh lengan kekar berselaput milik Meredith. Sedikit lebih baik dari tadi, walaupun jika mataku terbuka, masih membuat penglihatanku berbayang.

"Begitulah awalnya, Kira- Sayangku." Meredith tersenyum lagi, "Awal mula."

Aku hanya mengangguk mengerti, yang berarti pernikahanku dengan Chris adalah awalnya. Awal mula dari rusaknya harapan dan impianku, bukan begitu?

"Apa yang ingin kau tau lagi, Sayang?"

"Kau tadi menyebut 'mereka' jahat."

"Lalu?"

"Aku ingin tahu bagaimana aku bisa kehilangan ingatanku."

"Kau yakin?"

Aku mengangguk mantap, lalu menarik pundak Meredith dan segera menempelkan keningku dengan keningnya. Meredith hanya terkekeh saat melihatku begitu. Tawanya membuat kedua matanya melengkung seperti bulan sabit, mata biru bercahayanya seperti hilang dari pandangan.

"Menggemaskan. Masih sama seperti dulu." Lagi-lagi dengan tidak sopan, bibirnya mengecup bibirku lagi. Lalu ia memejamkan kedua matanya dan menangkup kedua pipiku.

"Ini yang terakhir dan juga yang paling menyakitkan. Kepalamu akan lebih sakit karena rasa trauma yang datang. Tahan ya, Sayang."

Dan aku hanya mengangguk sebelum pandanganku kian memutih.
















—————————————

Sampai sini, sudah tau
sifat dari Chris seperti apa? 🌚

Btw capek juga ngerombak 60 part lebih :') hehehehhehehe

Ayo tebak gimana Kira kehilangan ingatannya~!

[✓] SURVIVE OR DIEWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu