27. Petir di Tengah Badai

Começar do início
                                    

"Calla, apa-apaan, sih?" gerutu Raihan.

Juna menggosok kepalanya sendiri.

"Eh, harus dibenturin lagi kepalanya," ujar Calla menunjuk kepala Juna dan Raihan. "Kalau enggak, nanti kepala kalian ketiban kelapa."

"Ngawur!" sungut Raihan.

"Takhayul!" Timpal Juna.

Calla malah terbahak, diikuti dua cewek yang lain.

Suasana hening sejak Raihan menekan tombol kirim. Semua orang menatap ponsel Juna yang tidak menunjukkan tanda-tanda ada balasan.

"Kayaknya Pak Hari gak bakal buka email cepat-cepat, deh," ujar Meysha. "Kenapa gak lewat Whatsapp aja, sih?"

"Kalau lewat Whatsapp ketahuan, dong, nomorku," jawab Juna.

"Kan, pakai nomor bodong."

"Kan, bakal kelihatan kalau aku ganti nomor."

"Terus gimana, dong?"

"Ya tungguin aja kenapa, sih?"

Meysha menyemburkan napas kasar. Raihan terlonjak saat ponsel Juna tiba-tiba berdenting. Balasan dari Pak Hari telah masuk. Semua orang buru-buru mengerubuti ponsel Juna di tangan Raihan.

Juna, jangan main-main.

"Wah, kenapa dia bisa tahu?" Calla melongo.

"Udah bisa ditebak kalau dia tetap bakal tahu," kata Juna. "Kalau begini, sekalian aja."

Juna mengambil ponselnya dari tangan Raihan, lalu mengetik balasan.

Saya enggak main-main. Saya akan berhenti kalau Bapak mau mengaku sendiri.

Mereka semua diam menunggu balasan. Akan tetapi, beberapa menit berlalu, tidak ada jawaban apa pun dari Pak Hari. Juna menghela napas melemaskan otot-ototnya yang tegang dan bersandar di sofa.

"Kayaknya dia lagi bingung," kata Raihan.

"Berapa lama lagi dia mau jawab?" Meysha merengut.

"Udahlah. Mending makan," sahut Calla sambil menusuk sepotong buah naga dengan garpu dan melahapnya.

"Calla, katanya kamu sakit? Kamu udah mendingan?" tanya Raihan.

"Setelah sekian lama aku di sini, kamu baru tanya?"

"Heh?" Raihan menggaruk tengkuk. "Y-ya ... aku lupa. Terlalu senang lihat kamu kembali seperti biasa."

Calla tersenyum. Raihan membalas, menunjukkan kedua lesung pipitnya. Juna memandangnya, lalu beralih pada Calla. Kenapa Juna merasa ada yang aneh dengan tatapan Raihan pada Calla? Setelah Irgy, sekarang Raihan?
Juna menggelengkan kepala. Apa yang dia pikirkan, sih? Memangnya kenapa dengan kedua cowok itu? Kenapa mereka membuat Juna tidak nyaman?
Beberapa waktu berlalu. Pak Hari masih tidak menjawab. Teman-teman Juna sudah kembali ke posisi masing-masing, sibuk dengan kegiatan sendiri. Cewek-cewek curhat tentang apa saja. Raihan mengomel karena kalah terus main game.

"Kalian gak mau pulang aja?" tanya Juna membuat teman-temannya menoleh.

"Hei! Kamu ngusir kami?" Ekspresi Meysha tampak tak terima.

"Bukan begitu. Lagian, aku juga harus pergi."

"Ke mana?" tanya Raihan. "Ini masih siang. Masa kerja jam segini?"

"Aku ada janji dengan seseorang."

"Siapa?"

Juna terdiam sejenak. "Pak Daniel."
Teman-teman bergerak memusatkan perhatian pada Juna.

ANONYMOUS CODE [TAMAT]Onde histórias criam vida. Descubra agora