7. Skandal

59 14 0
                                    

Raihan bersiul riang di sepanjang lorong. Kedua tangannya masuk ke dalam saku celana. Sesekali dia mengangguk sambil menunjukkan senyum termanisnya ketika ada anak-anak perempuan yang menyapa. Lalu setelahnya, cewek-cewek itu akan berteriak histeris. Raihan tidak melepaskan senyumnya selama perjalanan menuju kelas. Anak-anak cowok yang iri padanya pasti akan bilang dia sedang tebar pesona. Tapi mau bagaimana? Toh, kenyataannya dia memang memesona. Raihan menyisir rambutnya dengan tangan sambil tersenyum bangga.

Seseorang tiba-tiba menubruk lengan kanannya dari arah belakang. Raihan tersentak dan berhenti melangkah.

"Hei! Kalau jalan lihat-lihat, dong!" teriak Raihan.

Orang itu berbalik dengan tangan bersedekap di dada. "Ups! Aku ganggu acara tebar pesona kamu, ya? Maaf."

Meysha kemudian berlalu.

"Ah, cewek itu!" Tangan Raihan mengepal di udara, gemas sendiri.

Tiba-tiba Raihan tertegun ketika menyadari sesuatu. Dia teringat dengan Meysha yang sempat bicara sendiri tentang keadaan sekolahnya. Kemudian, dia juga teringat hal lain.

"Rania," gumamnya.

Raihan kemudian berbalik dan mencari cewek-cewek yang tadi menyapanya. Dia bertanya apakah mereka mengenal Rania Julia atau tidak. Bukannya jawaban, Raihan malah mendapat rengekan. Gadis-gadis itu iri mengapa Raihan malah mencari orang lain ketimbang mereka.

"Hei, ayolah. Aku cari dia karena temanku punya utang padanya," kata Raihan.

Tentu saja bohong. Sayangnya, tidak ada satu pun dari mereka yang mengenal Rania. Bukan tidak ada sama sekali. Yang mereka kenal bukan Rania Julia, melainkan Rania satunya lagi. Raihan hanya bisa menghela napas. Sudah berbohong, gagal mendapat informasi pula. Raihan akhirnya pergi meninggalkan cewek-cewek itu. Baru beberapa langkah, sebuah suara menghentikannya.

"Kamu cari Rania Julia?" tanya seseorang.

Raihan menoleh dan mendapati Irgy sedang berjalan ke arahnya.

"Dia di kelasku," katanya yang kemudian berhenti dan bicara di hadapan Raihan. "Sepertinya dia suka sama Juna. Kenapa? Kamu mau nikung dia?"

Raihan tertawa. "Apa yang harus aku tikung dari dia? Memangnya Juna bakal tertarik sama cewek itu?"

"Ah, iya juga. Kamu, kan, udah berhasil merebut semuanya. Apa lagi yang mau kamu ambil dari dia?"

Raihan terdiam, lalu geleng-geleng melihat Irgy yang tertawa sinis. Raihan menepuk-nepuk pundak Irgy dan berujar, "Aku kasihan sekali sama kamu."

Irgy tertegun. "Apa?"

"Kenapa kamu selalu mencari perhatian orang?"

"Selalu mencari perhatian orang?" Irgy meniru perkataan Raihan dan tertawa sinis. "Maksud kamu apa?"

Raihan menghela napas dan manggut-manggut. "Ah, mungkin cuma perasaanku aja. Lupakan."

Raihan kemudian pergi meninggalkan Irgy dengan kedua tangan mengepal dan rahangnya mengeras. Dia pergi ke kelasnya. Beruntunglah penampakan Meysha bisa mengalihkan perhatiannya. Raihan menghampiri Meysha yang sedang menatap layar ponsel. Dia melepas salah satu bandul earphone yang menyumpal telinga gadis itu.

"Aku mau bicara," kata Raihan.

Meysha melongo menatap Raihan. Tiba-tiba dia bicara gelagapan. "S-soal apa?"

"Kenapa kamu cari Rania?"

"Apa?"

"Kemarin kamu tanya soal Rania, kan?"

Meysha menghela napas sambil melepas bandul earphone satunya lagi. "Oh, soal itu? Kirain kamu mau labrak aku."

"Aku mau labrak kamu, tapi nanti aja. Jawab dulu pertanyaanku."

ANONYMOUS CODE [TAMAT]Where stories live. Discover now