"Kaget banget kamu ada disini." Dia membuka obrolan.

"Kamu lebih bikin kaget. Manggil kayak gitu didepan orang banyak."

"Yah mendung," gumam Jaerend.

"Soalnya aku kaget. Tiba-tiba kamu duduk di dalem tadi," lanjutnya menanggapi kalimat gue tadi.

Gue ketawa pelan, "Yah jadi ketawan deh kalau rata-rata customers yang antri cewek-cewek semua," sindir gue dengan nada bercanda.

"Haha, tadi denger ya?"

"Denger."

"Ya gitu Put. Kadang aku sampai bingung sendiri." Jaerend memasang kan helm yang tadinya ada di jok ke kepala gue.

"Kadang ada yang lebih ajaib. Cuma antri doang, terus waktu udah di depan aku mereka cuma cengar-cengir."

"Tapi kamu tau kan sebenarnya mereka maksud apa?"

"Ya tau. Kamu gak suka liatnya ya?" Jaerend mulai memundurkan motornya dan kemudian membiarkan gue naik.

"Enggak juga."

"Kamu gak cemburu?" tanyanya lagi.

"Kamu mau dijawab gimana?" gue balik bertanya.

"Jawab jujur lah."

"Ya cemburu," jawab gue sambil ngeliat ke arah spion motor. Jaerend yang sedang mengendarai motor itu tersenyum sambil menampilkan giginya.

"Cemburunya biasa aja tapi. Gak kayaknya kamu yang sampai marah-marah," singgung gue.

Jaerend kalau udah cemburu bikin repot. Apalagi kalau udah berhubungan sama Wildan dan Darren, ngomelnya diulang-ulang terus.

"Kalau mau cemburu sampai ngomel-ngomel gakpapa juga Put. Kayaknya seru dengerin kamu cemburu sambil marah-marah."

"Ngapain marah?"

"Ya gara-gara cemburu," jawabnya.

"Gak sampai marah-marah kayak kamu sih."

"Ya maaf..." sesalnya.

"Habis kamu nakutin kadang-kadang," lanjutnya.

"Gimana nakutinnya?" gue penasaran.

"Ini langsung ke rumah kamu aja?"

"Iya."

"Kamu nakutin kalau udah ngerasa insecure Put. Sampai akunya ketar-ketir." Jaerend menjawab pertanyaan gue sebelumnya.

"Sebenarnya aku juga takut waktu lagi ngerasa kayak gitu. Takut kalau kamu malahan pergi."

"Padahal aku juga takut kamu pergi dari aku. Makanya, aku kadang kalau kamu deket sama Wildan dan lain-lain, aku was-was."

"Tau enggak sih Je. Nobody loves me like you do."

"Ah, That's sweet. Sekarang kamu bisa manis gitu ya?" godanya yang dibalas dengan cubitan di perut.

"Jujur aku beneran takut kamu pergi. Makin dalem rasa suka aku sama kamu, makin aku takut juga kehilangan kamu. Apa itu wajar?"

Dari kaca spion, lagi-lagi Jaerend tersenyum lebar. "I think it's normal. Soalnya aku juga ngerasa begitu."

"I still don't understand why I feel this kind of feeling? Because somehow I feel scared than before."

Jaerend malah ketawa pelan, "Put, kamu gak tau jawabannya apa mau denial?"

"Aku tau kamu udah tau jawabannya kenapa," lanjutnya.

Gue terdiam sejenak sambil meremat pelan hoodie-nya. "Karena aku sayang sama kamu" jawab gue pelan.

Gue enggak tau gimana reaksi Jaerend setelah mendengarnya. Mungkin tersenyum, atau mungkin juga dia menahan tawa.

"Susah banget sih bilang sayang sama aku?" dia kemudian terkekeh pelan.

"Kan malu," jawab gue amat sangat pelan.

"Malu kenapa? Orang bedua gini!"

Gue mencubit pinggangnya pelan. "Akh! Sakit Yang..."

"Kamu tuh, jangan ragu-ragu. Gatau apa kalau aku setiap jalan ke kamu gak pernah ragu-ragu? Aku gak bakal kemana-mana kok. Aku disini aja sama kamu. Justru aku yang harusnya takut, takut kalau kamu diambil orang," lanjutnya.


"Mana ada yang mau ngambil aku sih? Kamu doang kayaknya yang mau sama aku."

"Ish! Jangan bilang kayak gitu sih Yang. Kamu tau kan kalau aku pertama suka sama kamu itu karena apa? Karena kepribadian kamu. Orang yang bisa lihat kepribadian kamu pasti suka sama kamu. Kamu peduli sama oranglain dan kamu selalu mikirin orang lain, aku suka semua itu. Meskipun kadang berlebihan dan nyebelin."

Gue senyum malu sambil menarik hoodie Jaerend gemas. Rasanya mau ngumpet begini dibelakang dia terus.

"Aku juga gak pergi kemana-mana dan gak bakal diambil siapa-siapa kok. Soalnya aku kan kesayangannya Jaerend," balas gue akhirnya.

Jaerend kemudian tertawa keras, beberapa pengendara motor yang lain sampai ngeliat ke arah kami.

"Put? Ini yang aku boncengin beneran Putri Zhalia?"

Gue ikut ketawa pelan.

"Kok mulutnya manis banget sih? Diajarin Brian ya?!" serunya masih dengan tawanya.

US - Untold Story (Spin Off "45 Days Of KKN") Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang