13

31.9K 5.1K 243
                                    


*Jaerend

Hari ini adalah hari ke-3 sejak Putri keluar dari RS. Semuanya terasa baik-baik saja, sebelum bokap gue ngirim sebuah pesan singkat. Yang berisi;

Jaerend, ulang tahun kamu minggu depan Papa mau bikin birthday party. Daftar nama temen yang mau kamu undang, segera kirim ke asisten papa. Ini private party jadi tamu harus ada undangan.

Gue membuang nafas kasar. Meskipun dari keluarga berada, gue jarang ngadain pesta ulang tahun yang besar. Biasanya cuma sekedar dinner sama Bokap, Nyokap, dan gue neraktir temen-temen gue makan.

Pesta ulang tahun terakhir yang dirayain secara besar-besaran itu, ketika gue berumur 17 tahun. Karena 17 biasanya jadi perayaan special mungkin. Sebelumnya pernah ada juga, kalau enggak lupa waktu umur gue 15 tahun dan 12 tahun, tapi gue cepet tanggap kalau dibalik pesta itu ada sesuatu. Ternyata perayaan ulang tahun gue yang ke 15 dan 12 dijadikan ajang pamer power sama Papa dan temen-temennya.

Dan gue akhirnya sadar sejak dini, gak ada pihak yang bener-bener netral di dalam politik.

Gue buru-buru ngelist nama-nama temen-temen yang mau gue undang. Dari temen satu angkatan, adek tingkat, temen organisasi, temen nemu dari temen, temen nemu di tongkrongan, sampai temen KKN gue undangin. Gak tau deh bakalan pada dateng atau enggak, masalahnya biasanya Papa suka kalau tamunya pakai dress code.

***

Sore ini gue janji buat ke rumah Putri.  Kita kalau pacaran lebih sering di rumah aja, paling nanti keluar sebentar cari snack atau makan, selebihnya di rumah. Gaya pacaran gue sama Putri, beda banget sama gaya pacaran gue yang dulu.

Dulu, gue kalau pacaran pasti pergi melulu. Pokoknya gak pernah yang namanya kita ngobrol di dalam rumah sambil goleran di depan TV dan tiduran sesuka hati di rumah pacar. Anehnya gue malah lebih nyaman dengan gaya pacaran gue saat ini.

Gue gak perlu pakai baju rapi, gue gak perlu nata rambut. Kalau mau ke rumah Putri, yaudah gas aja selagi anaknya ada di rumah. Rumah Putri rasanya juga jadi nyaman banget, kadang gue berasa gak tau diri soalnya bebas keluar masuk rumah dia. Apalagi waktu Mama sama Papanya tau gue pacarnya, makin menjadi-jadi aja gue. Ditambah lagi orangtua Putri enggak strict sama anaknya yang pacaran, asal tau batas aja, makin kayak lem gue kan.

Tanpa basa-basi gue langsung ngebuka gerbang rumah Putri dan memarkirkan motor gue di depan garasi.

"Permisi!" seru gue.

"Masuk aja Mas!" terdengar suara teriakan Mbak Tini dari dalam rumah.

"Putri di atas Mbak?" tanya gue sambil menutup pintu rumah dan berjalan menuju dapur.

"Iya Mas, ke atas aja."

"Oke, makasih Mbak!"

Gue buru-buru naik keatas. "Put?" panggil gue ketika sampai di depan kamarnya.

"Iya, masuk aja."

"Lagi ngapain?" tanya gue ketika ngeliat Putri tengkurap sambil memandangin layar laptopnya.

"Gak ngapa-ngapain sih, cuma iseng aja. Turun yuk?"

Satu lagi yang gue suka sama Putri. Dia tuh gak pernah mau kalau gue susulin kelamaan di kamar, pasti ujungnya ngajak pindah ke tempat yang lebih terbuka.

Papa sama Mamanya Putri seneng banget kali ya, punya anak kayak Putri. Anaknya gak aneh-aneh. Cuma kadang bikin gue khawatir aja kalau udah mulai ilang-ilangan.

"Tadi habis dari mana?" Putri membuka pembicaraan.

"Dari rumah, tadi Papa minta sesuatu."

"Papa aku tadi tiba-tiba ngechat. Dia mau rayain ulang tahun aku, terus dia minta nama daftar temen yang mau di undang, soalnya private party gitu," terangku.

US - Untold Story (Spin Off "45 Days Of KKN") Where stories live. Discover now