Laskar Gigit Jari

2.3K 182 68
                                    

Namjoon mematikan mesin mobilnya setelah kendaraan itu terparkir sempurna. Ia menoleh ke samping dan melihat Seokjin yang menatapnya dengan senyuman.

"Semangat, Namjoon-ah!" ujar Seokjin dengan riang sambil mengangkat kedua tangan ke udara. Namjoon tertawa dibuatnya.

"Terima kasih, Sayang. Kiss me for goodluck?"

Seokjin mendekat dan mengecup bibir lalu pipi kanan Namjoon dengan lembut.

"Goodluck, Baby."

"Terima kasih, Sayang." Keduanya keluar dari mobil Namjoon dan melangkah bergandengan memasuki rumah sakit. Mereka meresmikan hubungan sebagai sepasang kekasih minggu lalu di apartemen Namjoon dan sejak saat itu, keduanya tak malu menunjukkan cinta yang mereka miliki. Tentu saja dalam batas wajar jika ada orang lain di dekat mereka.

"Aku akan memasakkanmu makanan favoritmu nanti malam. Taehyung dan Yoongi juga akan datang sekitar jam 6," ucap Seokjin sambil merapikan dasi Sang Kekasih.

"Sounds like a good plan." Namjoon mencium kening Seokjin, sebuah kebiasaan baru sebelum mereka beranjak ke ruangan masing-masing. "Sampai nanti, Jinseok."

"Sampai nanti, Baby. I love you."

"I love you even more."

---

Namjoon memasuki ruangan Tuan Kang Hodong yang akan ia operasi satu jam lagi. Pria tua tersebut ditemani istri yang selalu setia di sisinya.

"Ah, Dr.Kim! Aku senang melihatmu sebelum mulai."

Namjoon menundukkan kepala.

"Kau merasa baik, Tuan Kang?"

"Tidak pernah sebaik dan sesiap ini, Dokter. Selain waktu hari pernikahanku hahaha!"

Namjoon tertawa singkat.

"Dr.Kim?"

"Ya?"

"Aku percaya padamu dan tim yang akan membantumu. Apabila nanti ada sesuatu yang terjadi, bahkan yang terburuk sekalipun, aku harap kau tidak akan bersedih. Aku tidak akan menyalahkanmu, Dr.Kim."

Namjoon terdiam. Ia menatap wajah kedua orang tua di hadapannya dan kembali menunduk.

"Aku pasti akan melakukan yang terbaik."

Setengah jam kemudian, Tuan Kang dibawa ke ruang operasi. Para perawat serta dokter anestesi telah bersiap di sana. Setelah Sang Pasien berada di bawah pengaruh anestesi, Namjoon memasuki ruang operasi. Seperti biasa, ia akan menjelaskan kembali status pasien serta operasi yang akan dijalani. Ia menatap semua orang yang membantunya dan menghitung dalam hati.

"Scalpel."

---

Seokjin dan beberapa dokter juga perawat yang tidak bertugas tengah berkumpul di ruang rapat sambil mendengarkan pengarahan dari Dr.Hani. Departemen mereka akan mengirim dokter dan perawat ke berbagai desa di Korea Selatan untuk membantu tenaga medis lokal di sana. Setiap kelompok, yang terdiri dari dua dokter dan dua perawat, akan berada di sana selama dua minggu.

"Jadi, kelompok pertama akan berangkat tanggal 1 bulan depan. Beberapa kelompok akan diisi oleh satu atau dua dokter spesialis tapi ada juga yang tidak. Daftar nama kelompok akan dikirim lewat email ya. Ada pertanyaan?"

Semua orang sepertinya tidak keberatan, kecuali Dr.Moon yang langsung mengangkat tangan.

"Hanya dokter baru saja yang akan dikirim, kan? Dokter senior pasti lebih dibutuhkan di sini."

Seokjin dan beberapa perawat memutar bola matanya mendengar kata-kata 'dokter senior' itu.

"Oh, jangan kuatir, Dr.Moon. Semua dokter, sekali lagi, SEMUA dokter dan perawat akan mendapat giliran," jelas Dr.Hani, membuat Seokjin ingin menyemburkan tawa menatap raut wajah mantan tunangan Namjoon itu.

Namjoon's ProposalWhere stories live. Discover now